Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Boneka Barbie dan Hiot Wheels Jadi Bahan Negosiasi Sri Mulyani dan AS

Boneka Barbie dan Hiot Wheels Jadi Bahan Negosiasi Sri Mulyani dan AS Kredit Foto: Youtube Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa boneka Barbie menjadi salah satu barang impor asal Indonesia yang disorot pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam pembahasan perdagangan bilateral.

Sri Mulyani mengatakan isu Barbie mencuat saat dirinya bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam sesi negosiasi mengenai kebijakan tarif resiprokal dari AS terhadap produk-produk Indonesia.

“Mungkin tahu Barbie, boneka itu mayoritas itu bikinan dari kita, jadi waktu pertemuan dengan US Treasury (Kementerian Keuangan AS) Barbie muncul di percakapan. Karena Amerika impor Barbie paling besar dan produsen terbesar memang dari Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2025, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga: Di Tengah Gejolak Global, Sri Mulyani Sebut Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp250 Triliun

Selain Barbie, ia juga menyoroti bahwa mobil mainan Hot Wheels termasuk dalam daftar produk Indonesia yang banyak diekspor ke Negeri Paman Sam dan kini turut diperhatikan pemerintah AS.

“Kedua terbesar adalah Hot Wheels, itu adalah mobil-mobil mainan, ini mainan anak-anak. Kalau bagi Anda nggak penting, tapi di Amerika penting. Karena sebentar lagi, enam bulan lagi akan Natal, akan Black Friday,” lanjutnya.

Baca Juga: APBN Tekor! Sri Mulyani Sebut Pendapatan Negara Naik Jadi Rp516 T, Tapi Pengeluaran Lebih Ngebut Capai Rp620 T!

Menanggapi kebijakan tarif impor dari Presiden AS, Sri Mulyani menilai kebijakan tersebut berpotensi menaikkan harga berbagai produk mainan di pasar AS. Menurutnya, dampak paling besar akan dirasakan masyarakat berpenghasilan rendah di negara tersebut.

“Ini akan sangat mempengaruhi harga-harga mainan, selain yang mungkin dianggap strategis seperti cip atau EV, tapi ini mempengaruhi masyarakat jelata di sana,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: