Lion Air berhasil mencatat kinerja tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) 85,80% di semester I 2019 (Januari-Juni) dari total 2.562 penerbangan atau rata-rata 427 per hari. Capaian ini tentu jadi suatu prestasi. Maklum maskapai satu ini kerap bermasalah, utamanya terkait keterlambatan akibat sering delay?(penundaan).
Berdasar keterangan yang diperoleh dari perusahaan, Rabu (3/7/2019), perolehan OTP ini meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar 77,4% dan di 2017 tercatat 72,90%.
Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro berkata, "Data OTP 85,80% adalah penghitungan konkrit sesuai laporan Integrated Operation Control Center (IOCC) Lion Air Group secara tepat waktu dan real time menurut OTP keberangkatan (departure) dan kedatangan (arrival) berdasarkan kurang dari 15 menit dari jadwal yang ditentukan."
Baca Juga: 19 Tahun Beroperasi, Lion Air Sudah Terbangkan 600 Juta Penumpang
Lion Air mengklaim bahwa peningkatan OTP tersebut sesuai target perusahaan setelah menjalankan langkah strategi tepat untuk mempertahankan operasional konsisten pada angka terbaik, sehingga berdampak positif pada mutu layanan dan tingkat OTP.
Langkah-langkah yang dilakukan, antara lain pengaturan pergerakan penumpang dan pesawat, koordinasi intensif bersama pihak terkait guna memastikan kelancaran setiap hari, mengaplikasikan standar prosedur pengoperasian pesawat udara menurut aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan awak pesawat, serta hal lainnya.
"Lion Air juga menjalankan prosedur DKPPU (Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara) Kementerian Perhubungan," jelas Danang.
Baca Juga: Murah Meriah! Lion Air Tebar Diskon Tiket Pesawat Mulai Rp200 Ribuan Lho!
Untuk mekanisme pengoperasian pesawat udara, lanjutnya, Lion Air memiliki utilisasi 8-9 jam per hari, rata-rata enam pesawat menjalani perawatan (schedule maintenance), serta rata-rata lima pesawat sebagai cadangan (stand by).
"Lion Air memanfaatkan sistem terstruktur dan konsistensi secara komprehensif antara perawatan pesawat (maintenance), tim operasional serta keputusan cepat guna menentukan rotasi baru apabila ada hambatan di lapangan (irregularities) yang bertujuan meminimalisasi dampak keterlambatan penerbangan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: