Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kata Moeldoko Soal Kasus Novel: Tak Mudah

        Kata Moeldoko Soal Kasus Novel: Tak Mudah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengakui bahwa kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan tidak mudah untuk diungkap.

        Menurut dia, walaupun penyidik memiliki CCTV namun tak banyak membantu karena data dari kamera pengawas tersebut tak cukup kuat sebagai bukti untuk menangkap pelaku.

        "Walau ada CCTV sebagai barang bukti tapi juga tidak bisa memberikan data tentang yang menyiram itu. Kalau data tidak diketahui saat aksinya maka polisi mencari ke belakang, sebelum-sebelumnya apa yang bisa dikenali sehingga ada sebuah peristiwa, awalnya mengenali 4 orang dicurigai pelaku," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

        Baca Juga: Novel Jangan Cuma Teriak-Teriak, Bantu Polisi Dong!!

        Baca Juga: Kasus Novel Stag, Jokowi Cuma Buang-Buang Waktu

        Moeldoko menerangkan, keempat orang yang dicurigai tersebut rupanya debt collector yang bertugas menagih hutang bila ada kemacetan di leasing.

        "Peristiwa itu tidak mudah dalam pelaksanaannya dan mesti mengurut ke belakang, ada apa dengan korban soalnya pasti berkaitan dengan beliau pada saat bekerja, apakah ada hal-hal pernah kontak dengan siapa dan seterusnya, kan ini panjang ceritanya," terang Moeldoko.

        Meoldoko menilai, kasus Novel ini terjadi akibat ada pihak yang tidak suka dengan novel dan mendapatkan momentum untuk membuat hal-hal yang tidak baik kepada penyidik senior KPK tersebut.

        "Ini betul-betul situasi yang tidak mudah, itulah kenapa kepolisian dan tim pencari fakta tidak serta merta mendapatkan hal-hal yang akurat, tapi dari hasil yang telah disampaikan itu Kapolri membentuk lagi tim teknis, harapannya hal-hal yang didapat itu lebih didalami lagi sehingga nanti mungkin ketemu formulanya lebih terang," paparnya.

        Mantan Panglima TNI itu membantah hasil penyelidikan tim gabungan pencari fakta telah menyudutkan Novel Baswedan lantaran ada dugaan balas dendam kepada kerabat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut.

        "Sudah jadi korban masa disudutkan, bukan itu persoalan, tapi mencari siapa pelaku itu memang tidak mudah. Jadi jangan dibalik, enggak ada korban disudutkan, salah lagi nanti," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: