Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekspor Perkuat Merah Putih, Impor Lemahkan Petani Kita

        Ekspor Perkuat Merah Putih, Impor Lemahkan Petani Kita Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina, antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-cert ke Belanda.

        "Hari ini kita tunjukkan langsung bahwa sertifikat kita dalam hitungan detik sudah dapat diterima negara tujuan. Ini untuk memudahkan ekspor kita ke negara tujuan," kata Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, di Area Kargo Logistik Angkasa Pura II, Denpasar, Rabu (7/8/2019).

        Lebih lanjut Mentan menginstruksikan Badan Karantina Pertanian untuk melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan ini.

        "Sampai dengan hari ini sudah empat negara, yaitu Selandia Baru, Australia, Belanda, dan Vietnam. Baru ada satu negara di Asean. Ini yang kita dorong dahulu, seluruh negara Asean dan terus lanjut ke negara mitra dagang lainnya," kata Amran.

        Menurut Mentan, peningkatan ekspor akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani.

        Baca Juga: Soal Asap, Gubernur Kalsel Apresiasi Kesigapan Kementan

        Ekspor produk pertanian, katanya, terus meningkat hingga 100% per tahun. Total? volume ekspor 2014 sebanyak 33 juta ton, namun pada 2018 mencapai 42.5 juta ton. Hal ini disebabkan berbagai inovasi, kemudahan, dan percepatan layanan karantina di pelabuhan atau bandara. Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor.

        "Kami targetkan 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat bapak presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perizinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor," tegas Mentan.

        Program Agro Gemilang sebagai upaya akselerasi ekspor produk pertanian terus digalakkan Kementan. Seperti halnya pada hari ini (7/8/2019), Mentan melepas ekspor komoditas unggulan Bali, berupa 2,5 ton mangga harum manis ke Rusia dan beberapa produk lainnya ke beberapa negara.

        Mentan mentargetkan 100 ton ekspor buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di 2019. Ekspor pertanian ke Rusia baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas yang diekspor, antara lain air kelapa, bambu, salak, dan kacang tanah, dan Kementan akan terus mendorong volumenya bertambah.

        "Saya mengajak pemuda tani Indonesia, ayo kita mulai ekspor ke Rusia. Harganya bagus dan ekspor akan meningkatkan kesejahteraan petani," tegas Amran.

        Komoditas lainnya yang dilakukan ekspor Mentan, antara lain paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami dan enceng gondok tujuan Belanda, daun bawang tujuan Taiwan, vanili tujuan AS, rempah tujuan Swiss. Selain itu, komoditas peternakan berupa anak ayam umur sehari (DOC) sebanyak 44.500 tujuan Timor Leste, dan beberapa produk hewan lainnya. Keseluruhan total bernilai Rp13,5 miliar.

        E-Cert Perkuat Layanan Ekspor

        Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menjelaskan, penerbitan Peraturan Menteri Pertanian nomor 19/2019 tentang Akselerasi Ekspor, pihaknya telah melalukan beberapa aksi strategis. Selain penerapan e-cert dan inline inspektion, juga menggagas Agro Gemilang dan sosialisasi aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor atau IMACE di awal 2019.

        Unit pelaksana teknis Karantina Pertanian Denpasar telah membuahkan hasil, tercatat peningkatan negara tujuan, pada Juli 2018 sebanyak 40 negara, sedangkan di Juli 2019 menjadi 50 negara, meningkat 25%.

        Baca Juga: Pembangunan Pertanian Tepat, Produksi dan Kesejahteraan Meningkat

        Sementara melalui program Agro Gemilang, pada Juli 2018 tercatat diikuti 65 eksportir, sementara Juli 2019 meningkat menjadi 78 eksportir yang sudah mampu mengekspor atau peningkatan 11%.

        Peningkatan nilai ekspor, per subsektor, yakni komoditas hortikultura mengalami peningkatan pesat, di mana Juli 2018 sebanyak Rp17,6 miliar, sedangkan Juli 2019 naik menjadi Rp87,9 miliar. Ekspor komoditas perkebunan juga mengalami peningkatan dari Rp18,7 miliar pada Juli 2018 menjadi Rp42,6 miliar pada Juli 2019.

        Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, secara khusus melakukkan pengiriman sertifikat elektronik dalam ekspor produk pertanian Indonesia ke Belanda. Sistem yang menjembatani kedua negara terhubung secara online, dan sertifikat diterima langsung oleh pemerintah Belanda.

        "Sistem elektronik sertifikat ini telah berjalan baik, dan kami senang ekspor kita bisa diterima lebih cepat," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: