Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI) menyampaikan dukungan dan rekomendasi teknologi sekuriti terkait dengan rencana pembangunan ibu kota baru Republik Indonesia.
Keamanan berbasis teknologi dibutuhkan di ibu kota baru karena aset dan infrastruktur menjadi sasaran utama penyadapan dan pencurian data, menurut Ketua Umum ATISI, Sanny Suharli.
"Apalagi, peningkatan keamanan siber adalah salah satu dari 25 program prioritas rencana kerja pemerintah RI tahun 2020," kata Sanny dalam keterangan resminya (8/8/2019).
Baca Juga: Usung Forest City, Sederet Teknologi Ini Akan Buat Ibu Kota Baru Makin Keren
Secara rinci, ada empat rekomendasi teknologi keamanan yang disampaikan oleh ATISI dan para pelaku industri keamanan siber di Indonesia. Keempatnya teknologi itu ialah:
1. Anti-Penyadapan dan Pencurian Data
Sanny menegaskan,teknologi antipenyadapan dan pencurian data mutlak harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru, khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).
Mengingat dengan backdoor code, akses ke CCTV dapat diretas tanpa perlu mengetahui kata sandi, sehingga rentan pencurian rekam data denah ruangan maupun aktivitas di infrastruktur strategis.
2. Sistem Keamanan Berlapis
Director of Red Piranha, Richard Baker menyatakan, ibu kota baru wajib memiliki sistem pertahanan keamanan siber berlapis, yang memiliki next generation firewall (NGFW), penyimpanan logaritma jangka panjang, sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif, kemampuan analisis dan visibilitas aktual, serta penanganan ancaman secara otomatis.
Baca Juga: Fakta Persiapan Ibu Kota Pindah, 1 Juta PNS Akan Berkantor di Ibu Kota Baru
3. Jumlah dan Teknologi CCTV
Presiden Direktur Professtama, Irwandi Salim mengatakan, secara ideal diperlukan 100 CCTV per 1 kilometer persegi di ibu kota baru. Kemudian, ibu kota baru yang memiliki konsep forest city baiknya memakai teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur termal dan nightvision, juga ada fitur antikorosi dan antiledakan.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dengan komprehensif dalam gelap, sensitif terhadap perubahan suhu untuk pencegahan kebakaran, dan tahan bencana.
4. Face Recognition dan Artificial intelligence
CEO Jisung Protech, Scottie Kim menerangkan, perlu ada teknologi face recognition dan artificial intelligence, yang mampu mendeteksi wajah dan mencocokkannya dengan database pelaku kejahatan secara akurat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: