Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi: Kita Tak Boleh Alergi Terhadap Kritik

        Jokowi: Kita Tak Boleh Alergi Terhadap Kritik Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI 2019 mengatakan Komisi Yudisial (KY) terus berupaya memajukan akuntabilitas dalam pengelolaan peradilan. KY telah menjalankan fungsi preventif dengan mengusulkan pengangkatan empat calon hakim agung.

        "KY telah menjalankan fungsi preventifnya dengan menyelenggarakan pelatihan pemantapan kode etik penyempurnaan pedoman perilaku bagi 412 hakim, serta pemantauan 93 perkara persidangan yang menjadi perhatian publik," kata Jokowi di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).

        Baca Juga: Ternyata Ini yang Paling Ditunggu-tunggu dari Pidato Jokowi

        Baca Juga: Akui Bertemu Jokowi di Singapura, Surya Paloh Bungkam!!

        Ia mengatakan, KY juga sudah menjalankan fungsi represifnya dengan merekomendasikan MA untuk menjatuhkan sanksi ringan hingga berat kepada 55 hakim.

        Menurut Jokowi, semua pencapaian dari lembaga-lembaga negara tersebut adalah modal bagi bangsa Indonesia untuk bersama-sama menghadapi tantangan masa depan.

        "Kita tidak boleh cepat berpuas diri. Kita perlu saling mengingatkan dan saling membantu. Kita tidak boleh alergi terhadap kritik," paparnya.

        Menurut dia, bagaimanapun kerasnya kritik kepada pemerintah harus diterima sebagai wujud kepedulian agar bekerja lebih keras memenuhi harapan rakyat.

        "Tentu dalam negara demokrasi, perbedaan antar-individu, perbedaan antar-kelompok, atau bahkan antar-lembaga negara adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, perbedaan bukanlah alasan bagi kita untuk saling membenci, bukan alasan bagi kita untuk saling menghancurkan, atau bahkan saling meniadakan," paparnya.

        Jokowi menilai jika perbedaan itu bisa dikelola dalam satu visi besar yang sama, maka akan menjadi kekuatan yang dinamis dengan kekuatan untuk mencapai Indonesia maju.

        "Saya mengajak semua lembaga negara untuk membangun sinergi yang kuat guna menyelesaikan tugas sejarah kita. Mendukung lompatan-lompatan kemajuan untuk mengentaskan kemiskinan, menekan ketimpangan, dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya," paparnya.

        Dia ingin semua pihak bersama dengan bergandengan tangan menghadapi ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

        "Serta, ikut melahirkan lebih banyak SDM unggul yang membawa kemajuan bangsa," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: