Ketua Lembaga Adat Tanah Papua, Lenis Kogoya menilai aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang di Kota Manokwari, Papua Barat, merupakan musibah pada peringatan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia.
Ia mengatakan kerusuhan tersebut merupakan buntut dari tindakan sekelompok orang di Jawa Timur yang melakukan sweeping dengan kata-kata kasar terhadap mahasiswa asal Papua atas dugaan pengrusakan Bendera Merah Putih.
"Ada isu pada tanggal tersebut (17/8) ada yang lempar Bendera Merah Putih di got, akhirnya ormas tidak terima dan pihak terkait ikut bertindak mengejar pelaku ke Asrama Papua di Malang," ujarnya kepada wartawan di Jakarta Senin (19/8/2019).
Baca Juga: Manokwari Membara, Boaz: Lebih Terhormat Mana, Monyet Cari Ilmu di Rumah Manusia, atau...
Baca Juga: Papua Membara, Warga Bawa Poster 'Keluarkan Monyet dari NKRI'
Lanjutnya, ia mengatakan berdasarkan laporan yang diterima, sekelompok ormas yang juga bersama aparat mencari terduga pelaku di Arsama Papua itu, juga disertai dengan kekerasan dan kata-kata kasar.
"Saat penyampaian persoalan itu secara paksa dan kekerasan, dan kata-kata yang tidak bisa diterima. Kata-kata mungkin bernama binatang yang membuat mereka tidak terima," jelasnya.
Sambungnya, yang lebih mengecewakan lagi, ada perintah dari salah satu pejabat pemerintah di Malang yang meminta mahasiswa asal Papua untuk diusir dan dipulangkan.
"Apalagi sampai disebut disuruh usir, itu saya melihat kok sampai terjadi begitu," tukasnya.
Diketahui, aksi kekerasan di Manokwari seperti pembakaran gedung DPRD Papua Barat pada Senin pagi. Namun, saat ini kondisi di Manokwari berangsur kondusif.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: