Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        10 Rudal Balistik Houthi Mengudara, 6 Rudal Ditembak Jatuh Arab Saudi

        10 Rudal Balistik Houthi Mengudara, 6 Rudal Ditembak Jatuh Arab Saudi Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulum
        Warta Ekonomi, Yaman -

        Sepuluh rudal balistik terpantau kembali mengudara di wilayah barat daya Arab Saudi dengan target sebuah bandara. Rudal itu diyakini milik kelompok pemberontak Houthi Yaman. Meski begitu, koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mengaku menembak jatuh enam misil pemberontak tersebut.

        Juru bicara militer Houthi dalam sebuah pernyataan mengatakan sebanyak sepuluh rudal balistik Badr-1 ditembakkan ke bandara Jizan pada hari Minggu (25/8/2019). Serangan itu diklaim menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan lainnya.

        Di pihak lain, juru bicara Koalisi Arab, Turki al-Malki mengonfirmasi bahwa setidaknya enam misil pemberontak Houthi diintersepsi dan dihancurkan. Dia tidak membahas perihal korban jiwa dan luka seperti yang diklaim pemberontak tersebut.

        "Milisi Houthi terus menargetkan warga sipil melalui drone dan rudal balistik... (Itu) adalah tindakan agresi dan terorisme serta kejahatan perang menurut hukum humaniter internasional," tutur al-Malki, dalam sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita pemerintah Saudi, SPA, Senin (26/8/2019).

        Serangan Houthi tersebut bagian dari eskalasi serangan lintas-perbatasan dalam konflik empat tahun antara pemberontak dan Koalisi Arab.

        Pemberontak tersebut menguasai sebagian besar wilayah perkotaan Yaman termasuk Sanaa, ibu kota negara tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka meningkatkan serangan terhadap sasaran-sasaran di Arab Saudi.

        Sebagai respons, Koalisi Arab telah menargetkan situs militer milik kelompok tersebut, terutama di sekitar Sanaa.

        Koalisi melakukan intervensi militer di Yaman pada tahun 2015 dalam upaya untuk mengembalikan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional. Pemerintah yang dipimpin Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi itu digulingkan Houthi pada akhir 2014.

        Sejak itu, konflik telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan. PBB menggambarkan konflik di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

        Meningkatnya kekerasan telah mengancam kesepakatan yang disponsori PBB untuk gencatan senjata dan penarikan pasukan dari kota pelabuhan Hodeidah. Kota itu menjadi fokus perang pada tahun lalu ketika Koalisi Arab berusaha merebut pelabuhan yang menjadi jalur pasokan utama Houthi dan akses pendukung kehidupaan jutaan warga Yaman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: