Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sejak Kecil Konsumsi Junk Food, Remaja Ini Jadi Buta dan Tuli, Ini Penjelasannya

        Sejak Kecil Konsumsi Junk Food, Remaja Ini Jadi Buta dan Tuli, Ini Penjelasannya Kredit Foto: Unsplash/Emmy Smith
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seorang remaja dilaporkan mendadak tuli dan buta setelah menjalankan diet junk food. Menurut penelitian, kasus ini diklaim menjadi kasus pertama yang terjadi di Inggris.

        Pasien perlahan-lahan kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya setelah bertahun-tahun tidak makan apa pun selain kentang goreng, keripik, dan makanan cepat saji lainnya.

        Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine, memperingatkan bahwa pola diet yang buruk seperti junk food tidak hanya menyebabkan obesitas, penyakit jantung, dan kanker, tetapi secara permanen merusak sistem saraf, terutama penglihatan.

        Baca Juga: Penderita Diabetes di Kota Meningkat, Gaya Hidup Pemicunya

        Kejadian ini bermula ketika sang pasien yang pada saat itu masih berusia 14 tahun, dilaporkan selalu mengeluh kelelahan saat melakukan check up dengan di rumah sakit.

        Tes darah menunjukkan dia menderita anemia dan kadar vitamin B12 yang rendah. Ia terpaksa mendapat perawatan intensif dengan suntikan vitamin B12, serta diberikan panduan tentang tata cara untuk memperbaiki pola makannya.

        Namun pada usia 15 tahun, pendengaran dan penglihatannya mulai mengalami gangguan. Meskipun hasil tes MRI dan pemeriksaan mata tampak normal, penglihatan remaja itu ternyata memburuk. Pada usia 17 tahun, ia dinyatakan buta secara permanen.

        Sebuah tes tambahan mengungkapkan remaja itu mengalami kerusakan pada saraf optiknya, dengan kadar tembaga dan vitamin D yang sangat rendah.

        Ketika dokter menanyakan kebiasaan makannya, ia mengungkapkan bahwa sejak sekolah dasar hanya mengonsumsi kentang goreng, keripik, roti putih, dan daging olahan.

        Ia pun akhirnya didiagnosis mengalami neuropati optik gizi akibat kekurangan gizi. Hilangnya penglihatan dari neuropati optik gizi sebetulnya berpotensi untuk disembuhkan bila diketahui lebih dini. Namun, kondisi remaja itu sudah sangat parah sehingga penglihatannya menjadi buta permanen.

        Doktor Denize Ata, salah satu peniliti dalam studi ini mengatakan, kejadian tersebut menjadi tamparan keras bagi kalangan profesional di bidang kesehatan dan masyarakat secara keseluruhan.

        Kasus ini telah membuka mata mereka bahwa ada hubungan erat antara pola makan yang buruk dengan hilangnya penglihatan, demikian dilansir dari Foxnews, Rabu (4/9/2019).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: