Permintaan dan produksi kopi di Indonesia maupun dunia terbilang cukup tinggi saat ini. Melihat hal itu, tak mengherankan apabila bisnis kopi kini semakin melebar luas, utamanya di Tanah Air.
Meskipun demikian, hal itu belum sebanding dengan minimnya sektor pariwisata agribisnis di Indonesia.
Kenyataannya, apabila pemerintah Indonesia terus menggenjot pariwisata agribisnis, usaha kopi Tanah Air akan semakin menjanjikan.
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Agribisnis Universitas Diponegoro Bambang Dwiloka. Menurutnya, bisnis kopi harus lebih digencarkan lagi ke sektor pariwisata agribisnis.
Baca Juga: Lewat Doesoen Kopi Sirap, Wujud BCA Dukung Industri Kopi Indonesia
"Potensi masyarakat ke depan untuk berwisata dengan alam (back to nature) akan lebih banyak dibutuhkan ketimbang pariwisata non-nature, seperti berkunjung ke mal," jelasnya dalam acara Kafe BCA On The Road di Semarang Sabtu (7/9/2019).
Jenis pariwisata yang dimaksud, yakni pembukaan kebun kopi yang terintergarasi dengan objek serta akomodasi pariwisata.
"Dengan begitu, wisatawan bisa belajar tentang kopi sambil menikmati keindahan alam secara bersamaan," tambahnya.
Terkait hal tersebut, pihak perbankan telah menunjukkan kepeduliannya. Salah satunya adalah PT Bank Central Asia (BBCA).
Baca Juga: Coffee Baby, Perpaduan Kopi dan Cinta Abdul & The Coffee Theory
Melalui salah satu desa yang menjadi binaannya, Doesoen Kopi Sirap, BCA melihat potensi yang bagus yang dimiliki masyarakat sekitar untuk mengembangkan pariwisata agrobisnis yang juga memberikan edukasi tentang kopi kepada wisatawan.
Dengan luas lahan kebun kopi sebesar 35 hektare, masyarakat yang tinggal di Doesoen Sirap, Semarang, hampir 80%-nya bekerja sebagai petani kopi. Menakjubkannya, per tahunnya, desa tersebut bisa menghasilkan 1.200 ton biji kopi dalam setahun.
"Penghasilan tahun lalu 1.200 ton karena cuaca lagi bagus," ungkap Ketua Kelompok Petani Rahayu Empat Desa Kelurahan Ngadiyanto di Semarang, Minggu (8/9/2019).
Melihat prospek yang menggiurkan tersebut, tak heran apabila BCA terus menyodorkan bantuan, baik dalam bentuk finansial maupun binaan terhadap masyarakatnya.
Baca Juga: Berapa Gelas Kopi yang Aman Dikonsumsi Sehari atau Seminggu?
Salah satu bentuk dukungannya, yakni peresmian Griya Kopi Doesoen Sirap di Semarang, Minggu (8/9/2019).
Griya tersebut dibuka bertujuan untuk mengedukasi wisatawan yang datang tentang kopi, mulai dari proses pascapanen hingga menjadi minuman yang bisa dinikmati.
Bukan hanya mengedukasi wisatawan, melalui Griya Kopi, perekonomian masyarakat lokal juga ikut terbantu, kemakmuran desa juga tak tertinggal di era milenial saat ini.
"Dengan kehadiran Griya Kopi, bisa terus melahirkan dan melestarikan kemakmuran desa di era milenial," jelas Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Doesoen Kopi Sirap, Ahmad Rofii.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: