Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bamsoet, Sosok yang Dibutuhkan Golkar

        Bamsoet, Sosok yang Dibutuhkan Golkar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Viktus Murin menyatakan sikap kontras dan ironis yang tergambar dari dua figur Calon Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet).

        Ia menilai Airlangga memiliki sikap anti-kritik dengan menegasikan eksistensi Indra Bambang Utoyo sebagai Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Sumatera. Indra tidak diundang dalam Rapat Korbid yang seharusnya ia pimpin sendiri, hanya karena Indra berbeda pendapat dengan Airlangga. Padahal, sebagai Ketua Korbid Sumatera, Indra telah berhasil atau sukses menambah kursi DPR RI untuk Partai Golkar.

        Di saat yang sama, kemarin publik menyaksikan Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR, mau duduk berjam-jam mendengarkan kritik-kritik pedas tentang DPR, yang disampaikan oleh para peserta final stand up comedy "Kritik DPR", yang diadakan di DPR RI.

        "Kedua peristiwa kontras itu dapat menjelaskan kepada stakeholders Golkar perihal level kualitas kepemimpinan Airlangga dan Bamsoet. Pemimpin suatu organisasi, termasuk organisasi partai politik itu semestinya memiliki stok nyali yang besar untuk menghadapi kritik dan perbedaan pendapat," tegas Viktus Murin, Rabu (11/9/2019).

        Baca Juga: Tak Mau Namanya Diseret, Golkar Bilang: Jokowi Minta Munas Berlangsung

        Baca Juga: Aksi Pembangkangan Rini Soemarno, Golkar Sampai Geleng-Geleng Kepala

        Itulah sebabnya, lanjut Viktus, sebagai aktivis di Partai Golkar, secara sadar saya menempuh pendekatan kritik-otokritik demi kemajuan partai.

        "Sayangnya pola kritik-otokritik itu tidak disukai Airlangga. Saya punya beberapa bukti peristiwa bahwa Airlangga tidak menyukai sikap kritis saya, padahal saya berbicara dalam ranah dan logika kelembagaan partai, bahkan untuk menjaga kehormatan lembaga Ketua Umum yang sedang melekat pada dirinya," tegas pria yang juga Sekretaris Badan Kajian Strategis dan Intelijen (Bakastratel) DPP Partai Golkar itu.

        Mantan Sekjen Presidium GMNI dan Aktivis Mahasiswa 1998 ini juga menegaskan, sudah tiba saatnya seluruh pemangku kepentingan di Partai Golkar melakukan koreksi terhadap kepemimpinan Airlangga yang anti-kritik. Partai Golkar memerlukan pemimpin baru yang menjadi garansi terjaga dan terawatnya budaya demokrasi di tubuh Partai Golkar.

        "Saya pribadi memandang bahwa pemimpin baru yang dibutuhkan Partai Golkar saat ini adalah Bamsoet," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: