Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementan Siapkan Provinsi Kaltara Jadi Penyangga Pangan Ibu Kota Baru

        Kementan Siapkan Provinsi Kaltara Jadi Penyangga Pangan Ibu Kota Baru Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Andi Amran Sulaiman mulai saat ini menyiapkan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai daerah penyangga pangan ibu kota baru yang akan dibangun 2024 mendatang. Provinsi Kaltara sebagai penyangga pangan ini merupakan langkah strategis Kementan guna menyediakan pangan ibu kota baru secara berdalaut atau tanpa impor.

        "Kementan menyiapkan kabupaten di Provinsi Kaltara menjadi penyangga pangan Ibu Kota Baru. Ada tiga kabupaten yang dipilih yakni Kabupaten Bulungan, Malinau dan Nunukan," demikian dikemukakan Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan yang mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri penutupan Pekan Daerah (PEDA) II Petani-Nelayan Provinsi Kalimantan Utara di Kabupaten Bulungan, Kamis (12/9/2019).

        Justan menjelaskan konsep pembangunan daerah penyangga pangan Ibu Kota baru yaitu dengan sistem klaster. Karena itu, Kabupaten Bulungan akan dibangun menjadi sentra produksi padi, cabai dan bawang merah.

        Baca Juga: Atasi Kekeringan, Petani Purwakarta Optimalkan Pompa Bantuan Kementan

        Daerah penyangga pangan yang kedua adalah Nunukan, menjadi sentra produksi padi, cabai dan bawang merah. Kemudian Kabupaten Malinau menjadi sentra produksi padi dan jagung.

        "Sebab, kecintaan Pak Menteri Amran kepada sektor pertanian dan petani itu sendiri sangat luar biasa. Jika kita lihat kemajuan pertanian, ada sesuatu yang diberikan Menteri Amran dibanding menteri sebelumnya. Beliau (Amran, red) rajin turun ke lapangan," tegasnya.

        Kinerja Sektor Pertanian

        Justan menyatakan kinerja Kementan selama lima tahun pemerintahan Jokowi-JK sangat menggembirakan. Mengapa demikian? Karena meskipun anggaran Kementan 2014-2019 trennya turun 33,65 persen, sektor pertanian justru ekspor dan PDB pertania meningkat.

        Melansir data BPS, rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton. Tahun 2013, total ekspor hanya 33 juta ton, namun di tahun 2018 mencatat nilai tertinggi yakni 42,5 juta ton.

        "Nilai PDB Pertanian pun naik, yakni dari target PDB 3,5 persen, pertanian mampu menembus 3,7 persen," bebernya.

        Baca Juga: Kementan Bantu Karanganyar Mitigasi Kekeringan dengan Gerakan Tanam

        BPS pun mencatat, sambung Justan, kinerja Kementan mampu menurunkan inflasi bahan makanan yang sangat signifikan, dari 10,57 persen tahu 2014 menjadi 1,69 persen pada tahun 2018. Begitu pun penduduk miskin di pedesaan menurun dari 14,17 persen pada tahun 2014 menjadi 13,2 persen pada tahun 2018.

        BKPM pun mencatat, investasi sektor pertanian meningkat tajam. Tahun 2013 hanya Rp29,3 triliun, namun di tahun 2018 naik menjadi Rp61,6 triliun sehingga naik 110 persen.

        Hadir pada penutupan PEDA II Petani-Nelayan ini, Asisten Daerah II Kaltara, Saiful Herman, Ketua DPRD Provinsi Kaltara, Nurhayati, Kepala Dinas Pertanian Kaltara, Andi Santiaji, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, Direktur Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Amirudin Pohan.

        PEDA II Petani-Nelayan Provinsi Kaltara dihelat mulai tanggal 9 hingga 12 September 2019, dihadiri petani dan nelayan perwakilan dari seluruh kabupaten di Provinsi Kaltara.

        Baca Juga: Strategi Kementan Kawal Penyaluran Pupuk Bersubsidi

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: