Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Percepat Penyelesaian IK-CEPA dan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dengan AS

        Indonesia Percepat Penyelesaian IK-CEPA dan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dengan AS Kredit Foto: Kemendag
        Warta Ekonomi, Bangkok -

        Indonesia dan Korea diharapkan dapat segera menyelesaikan Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA) secara subtantif. Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Yoo Myung-Hee di Bangkok, Thailand, Senin (9/9/2019).

        Dalam pertemuan ini, Mendag mengusulkan pengumuman selesainya Perundingan IK-CEPA secara substatif dilaksanakan di sela-sela Trade Expo Indonesia 2019.

        ?Kami mengusulkan pengumuman tersebut dapat dilakukan di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) pada 16 - 20 Oktober 2019. Selanjutnya, penandatanganan IK-CEPA diusulkan dilaksanakan dalam agenda ASEAN-Republic of Korea (ROK) Commemorative Summit pada 25?27 November 2019,? jelas Mendag.

        Mendag menambahkan, IK-CEPA diharapkan juga berfungsi sebagai payung perjanjian rencana investasi dua perusahaan besar asal Korea, yaitu Lotte Group, yang bergerak di bidang kimia; dan Hyundai, di bidang otomotif.

        Baca Juga: Akankah Ratifikasi Indonesia-Australia CEPA Selesai Tahun Ini?

        "Kedua perusahaan tersebut tidak perlu khawatir, karena pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar terhadap keberlanjutan rencana investasinya," ujarnya.

        Serbagai informasi, perdagangan Indonesia-Korea pada 2018 mencapai US$18,62 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Korea sebesar US$9,54 miliar dan impor sebesar US$9,08 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar US$443,6 juta.

        Produk ekspor utama Indonesia ke Korea pada 2018 adalah batu bara, gas alam cair, bijih tembaga, batu bara lainnya, dan minyak bumi mentah. Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari Korea pada 2018 adalah bahan bakar dengan research octane number (RON) 90, bahan bakar diesel otomotif, sirkuit elektronik terpadu lainnya, sekop mesin, dan bahan murni RON lainnya.

        Baca Juga: Uni Eropa: Indonesia-EU CEPA Sumbang 0,5% PDB

        Pertemuan Bilateral dengan US-ASEAN Business Council

        Pada hari yang sama (9/9), Mendag juga melaksanakan pertemuan bilateral dengan United States-ASEAN Business Council (USABC). Kedua pihak mendiskusikan perkembangan kerja sama yang telah berjalan selama 20 tahun, termasuk kebijakan perdagangan Indonesia. Khususnya terkait integrasi Indonesia dalam ASEAN dan RCEP, serta di bidang niaga-el dan teknologi.

        ?Indonesia harus mencoba melibatkan negara maju untuk bekerja sama dengan negara
        berkembang dalam menyusun peta jalan dan program revitalisasi industri. Selain itu, juga
        menyesuaikan dan meninjau kebijakan untuk mengatasi dampak negatif dari transformasi
        teknologi,? tegas Mendag.

        Perwakilan dari perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) yaitu Google, Facebook, Amazon, Philip Morris, IBM, Citi, Qualcomm, Paypall, Caterpillar, UPS, FedEx, Ford turut hadir dalam pertemuan ini dan menanyakan hal-hal terkait kebijakan perdagangan di Indonesia. Isu lain yang dibahas adalah mengenai standarisasi dan harmonisasi peraturan di ASEAN, serta program magang ASASEAN.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: