Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benarkah Lapar Buat Orang Jadi Emosional? Begini Kata Ahli

        Benarkah Lapar Buat Orang Jadi Emosional? Begini Kata Ahli Kredit Foto: Shutter Stock
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hampir semua orang di dunia pasti pernah dilanda emosi yang berujung pada kemarahan. Hal tersebut adalah wajar dan manusiawi karena manusia merupakan tempatnya salah dan lupa.

        Tetapi jika ditelusuri lebih jauh, kemarahan , emosi, dan perilaku negatif lainnya ternyata sering dipicu oleh rasa lapar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh MacCormack telah membuktikan bahwa, orang-orang yang tidak makan dalam kurun waktu tertentu, atau kondisi perutnya kosong selama kurang lebih 5 jam, diklaim lebih sering berprilaku negatif, mudah marah, dan sensi-an.

        Hal tersebut dibenarkan oleh ahli gizi dr. Juwalita Surapsari, SpGK di bilangan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

        Baca Juga: Kenali Aneurisma, Penyakit Mematikan Setelah Jantung dan Kanker

        Ia beranggapan, secara ilmiah, orang-orang yang terbiasa menunda makan cenderung lebih mudah kepancing emosinya. Hal tersebut dikarenakan kandungan glukosa di dalam tubuh mereka sudah mulai berkurang.

        Diketahui, glukosa adalah sumber energi di dalam tubuh yang memainkan peran penting dalam menjaga stamina dan suasana hati manusia. Tetapi saat gula darah turun, tubuh akan mengeluarkan hormon ghrelin. Hormon ini kemudian akan mencetuskan hormon kortisol (stres).

        "Saat kortisol dilepaskan, tubuh kita bawaannya jadi enggak enak atau sering juga disebut dengan istilah stressful. Pada tahap tersebut rasa marah akan muncul," tuturnya.

        Selain itu, Juwalita menuturkan jika otak juga menjadi salah satu organ di dalam tubuh yang bergantung pada glukosa. Bila asupan glukosa mulai menurun, kadar Neuropeptide Y di otak akan semakin tinggi sehingga dapat memengaruhi perilaku seseorang.

        Ia akan lebih agresif dan lebih gampang melontarkan kata-kata kasar. Untuk menanggulangi hal tersebut, Juwalita menyarankan untuk selalu menyediakan camilan khusus sebagai pengganjal perut pada jam-jam krusial.

        Kadar gula sering menurun menjelang jam makan siang sekitar pukul 09.00 - 12.00. Lalu, menjelang makan malam sekitar pukul 16.00, pada saat itu perut sedang kosong-kosongnya.

        Oleh sebab itu, jika Anda tidak sempat menyantap makan siang, tubuh masih mendapat asupan nutrisi dari camilan atau snack cadangan. Lantas snack apa yang cocok untuk mengganjal perut?

        "Karbohidrat itu bisa menaikkan kadar gula dengan cepat, tapi turunnya juga cepat antara 2-3 jam. Yang direkomendasikan itu protein dan serat karena bisa bertahan sampai 6 jam. Proses pencernaannya juga lebih lama, sehingga gula darah akan lebih lama bertahan di dalam darah. Jadi kita gak cepat emosi juga," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: