Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demo Buruh Berakhir dengan Joget Bareng, Kok Demo Mahasiswa Gak Bisa?

        Demo Buruh Berakhir dengan Joget Bareng, Kok Demo Mahasiswa Gak Bisa? Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi menilai demo buruh yang menolak revisi UU Ketenagakerjaan dan kenaikan iuran BPJS, Rabu, (2/10), yang diakhiri dengan joget bareng massa dan Wakapolda Metro Jaya dinilai bisa menjadi pembanding dengan demo anarkis yang marak belakangan ini

        ?Demonstrasi kalau sudah ada komunikasi yang baik antara demonstran dan pemangku kebijakan, pasti jauh dari anarkis. Karena kedua belah pihak sama-sama ingin titik temu dari kepentingan masing-masing. Bukannya ekspresi kekerasan yang akhirnya merugikan semua pihak,? ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

        Baca Juga: Ratusan Orang Lakukan Aksi Duduk, Buntut Polisi Tembak Demonstran

        Baca Juga: Jangan Sampai Kebijakan Cukai Rokok Mendzalimi Petani dan Buruh Tembakau!

        Lanjutnya, ia pun membandingkan demo damai buruh dengan demo mahasiswa dan pelajar yang menolak beberapa RUU kontroversial yang berakhir anarkis.

        Menurutnya, demo mahasiswa dan pelajar seharusnya tidak anarkis, bahkan bisa lebih damai dari demo buruh.

        ?Karena tuntutan buruh tolak kenaikan iuaran BPJS, tolak revisi UU Ketenagakerjaan dan PP 78/2015 ini urusannya langsung ke ?perut?, ke penghasilan mereka. Tapi kalau komunikasi dilakukan dengan kepala dingin, urusan ?perut? itu tidak akan melahirkan amuk massa,? jelasnya.

        Lebih lanjut, ia mengatakan tuntutan buruh meski sudah dikomunikasikan dengan pemerintah, belum ada titik temu. Sementara tuntutan mahasiswa dan pelajar justru sudah dipenuhi.

        ?Inilah anehnya. Tuntutan penolakan 4 dari 5 RUU kontrovesial dari mahasiswa sudah dipenuhi Presiden dengan penundaan pengesahan. Presiden juga sudah menyatakan mempertimbangkan penerbitan Perppu KPK, tapi kok masih saja anarkis?? ucapnya.

        Melihat keanehan itu, tidak heran banyak muncul dugaan di masyarakat bahwa aksi-aksi anarkis mahasiswa dan pelajar tersebut ada yang menunggangi.

        ?Wajar jika orang kebanyakan akan berpikir seperti itu (ditunggangi). Apalagi kerusakan dan gangguan keamanan yang ditimbulkan sudah membuat jengkel banyak orang,? tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: