Pertemuan para negosiator perang dagang pada Kamis (10/10/2019) diklaim akan berjalan alot untuk mencapai kata sepakat. Namun, anggapan tersebut dipatahkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan antara pejabat AS dan China berjalan dengan sangat baik. Menurut Trump, para negosiator yang hadir memiliki negoasiasi yang sangat baik untuk mencoba meredakan eskalasi perang dagang yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan terakhir.?
Baca Juga: Kecewa Banget sama Trump! China Ogah 'Rujuk' dengan Paman Sam?
"Kami melakukan negosiasi yang sangat, sangat baik dengan China," tegas Trump seperti dikutip dari Reuters, Jakarta, Jumat (11/10/2019).?
Melalui sinyal positf tersebut, pelaku pasar pun optimis bahwa AS akan menunda kenaikan tarif impor atas produk China yang sebelumnya dijadwalkan mulai berlaku pada pekan depan.?
Baca Juga: Serangan Nggak Ada Matinya Bos! Perang Dagang AS-China Makin Parah!
Sama halnya dengan Trump, Wakil Perdana Menteri China, Liu He, juga menyiratkan aura positif usai pertemuan tersebut. Saat keluar dari ruang pertemuan, Liu He tersenyum sumringaht dan melambaikan tangan dengan hangat kepada para wartawan.?
Melihat perkembangan tersebut, Ketua Kamar Dagang AS bidang Perdagangan Internasional, Myron Brilliant, yakin bahwa para negosiator AS-China sedang berusaha untuk menemukan jalan kesepakatan dagang yang lebih besar sehingga akhirnya berdampak baik bagi kemajuan perekonomian global.?
Baca Juga: Trump Bersikap Agresif, Asa Berdamai dengan China Makin Negatif!
?Saya percaya bahwa bahkan ada kemungkinan perjanjian mata uang minggu ini. Saya pikir itu dapat menyebabkan keputusan oleh pemerintah AS untuk tidak mengajukan kenaikan tarif pada 15 Oktober," tegas Myron.
Asal tahu saja, pelaku pasar sepamt dibuat pesimis bukan main bahwa kedua negara tersebut hanya akan mendapat hasil nihil atas pertemuan tersebut. Pasalnya, baik AS maupun China beberapa kali saling melempar serangan, mulai dari penolakan China untuk mereformasi kebijakan industri sampai dengan keagresifan Trump menambahkan perusahaan China ke dalam daftar hitam (blacklist).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: