Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sudah Disanksi dan Dikecam, Erdogan: Kami Takkan Pernah Ingin Gencatan Senjata

        Sudah Disanksi dan Dikecam, Erdogan: Kami Takkan Pernah Ingin Gencatan Senjata Kredit Foto: Reuters/Stoyan Nenov
        Warta Ekonomi, Suriah -

        Turki bertekad terus melanjutkan serangan di Suriah utara meski mendapat sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan didesak menghentikan operasi militer. Sikap itu ditegaskan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat mengunjungi Baku pada Rabu (16/10/2019).

        "Mereka mengatakan 'deklarasikan gencatan senjata'. Kami tidak akan pernah mendeklarasikan gencatan senjata," tegas Presiden Erdogan, dilansir Reuters.

        Erdogan menambahkan, "Mereka menekan kami untuk menghentikan operasi. Mereka mengumumkan sanksi. Tujuan kami jelas. Kami tidak khawatir dengan sanksi apapun."

        Baca Juga: Soal Serangan Turki di Suriah, Erdogan Bilang. . .

        Dia menjelaskan, serangan dari Manbij yang menewaskan satu tentara Turki diluncurkan oleh pasukan pemerintah Suriah. Jurnalis Reuters ikut bersama pasukan pemerintah Suriah yang memasuki pusat Manbij, lokasi tempat pasukan AS sempat menggelar patroli gabungan dengan Turki.

        Bendera Rusia dan Suriah berkibar dari satu gedung di pinggiran kota dan dari konvoi mobil-mobil militer.

        Kantor berita Interfax mengutip Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia yang menyatakan pasukan Suriah telah mengontrol wilayah seluas lebih dari 1.000 km persegi di sekitar Manbij, termasuk lapangan udara militer Tabqa.

        Langkah Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan dari wilayah Kurdi setelah berbicara dengan Erdogan pekan lalu telah mengubah lima tahun kebijakan AS di Suriah. Selain membuka jalan untuk serangan militer Turki, penarikan pasukan AS membuat Washington cuci tangan dari perang yang tanpa akhir tersebut. Penarikan itu juga menjadi semacam kemenangan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan aliansinya Rusia serta Iran.

        Pengerahan pasukan Suriah di wilayah Kurdi menjadi kemenangan bagi Assad dan Rusia, serta memberi basis lebih luas di wilayah Suriah selama delapan tahun perang.

        AS akhir pekan lalu menyatakan menarik seluruh pasukan 1.000 tentara dari Suriah utara. Kurdi pun mengambil langkah dengan membentuk aliansi baru dengan pemerintahan Assad dengan mengundang tentara Suriah ke wilayah Kurdi untuk membantu Kurdi melawan serangan militer Turki.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: