Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump melalui secarik surat mendesak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk membuat kesepakatan dengan Kurdi Suriah. Dia memperingatkan bahwa Washington mengutuk invasi itu sebagai tindakan "iblis" dan akan menghancurkan ekonomi Turki jika Erdogan tak mengindahkan peringatannya.
"Anda tidak ingin bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan saya tidak ingin bertanggung jawab karena menghancurkan ekonomi Turki, dan saya akan melakukannya," ancam Trump dalam suratnya tertanggal 9 Oktober dan diterbitkan?Fox News?pada Rabu (16/10/2019).
Presiden AS itu meminta Erdogan untuk membuat banyak kesepakatan dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Dia mencatat bahwa petinggi SDF, Jenderal Kurdi Mazloum Kobani Abdi, bersedia membuat konsesi yang mereka tidak akan pernah buat di masa lalu.
Baca Juga: Operasi Militer Turki Disebut Lebih Untungkan ISIS
"Jangan menjadi pria yang tangguh. Jangan bodoh!," lanjut surat Trump.
"Sejarah akan memandang Anda dengan baik jika Anda melakukan ini dengan cara yang benar dan manusiawi. Itu akan memandang Anda selamanya sebagai iblis jika hal-hal baik tidak terjadi," imbuh Trump.?
Trump telah berulang kali mengancam Turki dengan kehancuran ekonominya, dan memperingatkan bahwa jika Ankara melakukan sesuatu yang dianggap Washington sebagai tindakan terlarang di Suriah, amarahnya akan dilepaskan.
Ancaman Trump terhadap sekutu NATO-nya itu telah berlangsung ketika Wakil Presiden AS Michael Richard Pence bersiap untuk bertemu dengan Erdogan pada hari Kamis (17/10/2019). Jika pertemuan ini gagal, maka sanksi AS akan dijatuhkan kepada Turki.
Turki bersikeras pertikaiannya bukan dengan Kurdi sebagai rakyat, tetapi dengan milisi Kurdi yang dianggapnya sebagai kelompok teroris. Erdogan sejauh ini mengabaikan permintaan AS dan sekutu Eropa-nya, yang beberapa di antaranya telah membatasi penjualan senjata ke Ankara sebagai protes terhadap operasi militernya di Suriah.
Ketika pasukan Kurdi yang berjuang untuk SDF dianggap sebagai sekutu AS, Trump tetap menyebut milisi Kurdi PKK lebih mengancam dalam banyak hal daripada ISIS. Penilaian ini menggemakan penilaian Ankara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: