Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ethiopia Ingin Bangun Bendungan di Sungai Nil, Mesir Keberatan

        Ethiopia Ingin Bangun Bendungan di Sungai Nil, Mesir Keberatan Kredit Foto: (Foto/Reuters)
        Warta Ekonomi, ADIS ABABA -

        Perdana Menteri Ethiopia dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Abiy Ahmed menuturkan tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan Ethiopia untuk membangun bendungan di Sungai Nil walaupun ada keberatan dari Mesir.

        Seperti diwartakan BBC, Rabu (23/10/2019) bendungan, yang sedang dibangun di anak sungai Nil Biru di Ethiopia utara, akan menciptakan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika. Sekitar 85% dari Sungai Nil mengalir dari dataran tinggi Ethiopia.

        Mesir takut bila proyek itu akan memungkinkan Ethiopia mengendalikan aliran sungai. Proyek ini telah menjadi sumber ketegangan politik antara kedua negara selama bertahun-tahun.

        Baca Juga: Jadi Pemenang Nobel Perdamaian 2019, PM Ethiopia Dihadiahi Uang Rp12,9 miliar

        Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dikabarkan segera membahas perselisihan dengan Abiy di sela-sela KTT Rusia-Afrika yang akan dimulai di Rusia, lapor kantor berita Reuters. Sisi akan mengusulkan penunjukan mediator untuk menyelesaikan perselisihan yang sudah berjalan lama, kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya. Namun, Abiy mengatakan dia ingin "menggarisbawahi" fakta bahwa "tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan" penyelesaian bendungan.

        "Rakyat Ethiopia tidak memiliki keinginan untuk menyakiti rakyat Mesir, mereka hanya perlu mendapatkan manfaat [dari bendungan]," katanya kepada anggota parlemen di ibu kota Ehtiopia, Addis Ababa.

        Ethiopia menginginkan bendungan yang hampir dua pertiga selesai, akan mulai menghasilkan listrik paling lambat tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan energinya. Mesir mengambil sebagian besar air tawarnya dari sungai Nil dan PBB memperkirakan bahwa negara itu, rumah bagi hampir 100 juta orang, akan mulai menderita kekurangan air pada tahun 2025.

        Abiy dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2019 awal bulan ini karena menyelesaikan konflik perbatasan Ethiopia dengan Eritrea, dan mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di negaranya sendiri dan di wilayah tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: