Sekretaris Jenderal Pro Jokowi (Projo) Handoko mengaku pihaknya sempat berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal wacana masuknya Eks Capres Prabowo Subianto dan Waketum Gerindra Edhy Prabowo.?
Ia mengatakan, alasan Jokowi karena demi kepentingan bangsa. Sambungnya, Jokowi menyampaikan kepadanya bahwa ke depannya terdapat tantangan ekonomi global yang mengharuskan Indonesia memiliki kestabilan politik yang kuat.
"World Bank memperkirakan 18 bulan lagi terjadi resesi global. Nah untuk itu, pondasi ekonomi kita harus kuat. Bangun ekonomi itu prasayaratnya stabilitas politik," ujarnya kepada wartawan, Rabu (23/10).
Baca Juga: Dear Menteri Baru Jokowi, Dapat Pesan dari KPK Nih!
Baca Juga: Kabar Pendukungnya Kecewa Prabowo Gabung ke Jokowi, Gerindra Jawab Santuy!
Lanjutnya, ia mengatakan stabilitas politik Indonesia sudah terganggu sejak Pemilu 2014. Di mana saat itu, muncul istilah cebong-kampret yang bertahan lima tahun hingga Pemilu 2019.
"Bangsa ini pascapilpres 2014, lima tahun enggak selesai bos urusan cebong-kampret ini. Ini kan bahaya," katanya.
Sambungnya, ia mengatakan saat berbincang dengan Jokowi, ia menyebut menjadikan kubu lawan sebagai anak buahnya dapat menjadi solusi. Namun, rencana itu juga mendatangkan kekecewaan yang besar dari para relawan Projo.
"Relawan itu bergerak dengan hatinya karena senang dengan Pak Jokowi. Ini soal hati. Jadi pantas kalau ada yang patah hati. Cinta Pak Jokowi sekaligus benci Pak Prabowo," jelasnya.
Namun begitu, ia mengaku akan mengikuti rencana Jokowi. Ia berharap masuknya Prabowo ke dalam Kabinet Indonesia Maju akan mengembalikan stabilitas politik
"Ya saya lihat ada harapan besar untuk itu. Karena ikonnya sudah jadi (menteri). Semua jadi cebong pada akhirnya," cetusnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil