Peraih Nobel Robert Shiller memberi peringatan. Ia melihat gelembung di mana-mana, termasuk saham, obligasi, dan perumahan. Shiller terkenal karena meramalkan kejatuhan pasar saham pada tahun 2000 dan 2007.
"Tak ada yang bisa dilakukan. Anda tetap berinvestasi meski berharap harga turun," kata Profesor Ekonomi di Universitas Yale ini kepada para investor di Los Angeles, dikutip rt.com, Jumat (25/10/2019).
Baca Juga: Ditopang Saham Bakrie, Bursa Domestik Menguat pada Rabu Siang
Peringatan itu muncul pada peringatan 90 tahun jatuhnya pasar saham 1929. Tahun itu AS dan negara-negara industri masuk ke dalam masa depresi yang hebat, krisis ekonomi terburuk dan terpanjang dalam sejarah dunia industri Barat yang berlangsung lama hingga 1939.
Shiller mengharapkan selama 30 tahun ke depan pengembalian tahunan rata-rata hanya 4,4 persen di saham AS. Dia juga mengkhawatirkan obligasi yang terus menjadi aset panas saat investor mencari selamat.
"Gelembung obligasi tampaknya terkait dengan orang-orang yang tidak cukup memperhatikan dan hanya berpikir dengan logika sederhana. Ini tidak bisa berlanjut dan akan berakhir buruk. Pada titik tertentu pasti akan tenggelam,? kata dia.
Menurut Shiller, pasar properti juga dalam fase gelembung. "Seperti tahun 2005 lagi. San Francisco dan LA sudah melambat," katanya. Hal itu menjadi indikator buruk karena market telah naik selama bertahun-tahun.
Shiller menujukkan ramalan luar biasa selama beberapa tahun ini. Dalam bukunya Irrational Exuberance, ia sukses memaparkan gelembung dot-com. Sebuah periode bersejarah antara tahun 1994-2000 dengan penggunaan dan adopsi internet khususnya di AS tumbuh secara massive.?Kurang dari 10 tahun kemudian menjelang krisis finansial, Shiller memberikan peringatan yang sama persis tentang pasar properti yang menggelembung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: