Pemerintah menganggarkan Rp2,7 triliun untuk rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) tahun ini. Dana ini dialokasikan untuk penanaman pohon di areal seluas 206 ribu hektare (ha) serta pengembangan kebun bibit dan persemaian.
Kegiatan ini juga diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sejalan dengan prioritas pemerintahan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya mengatakan, sebelum 2019, luasan RHL baru mencapai 23 ribu ha. Namun, pada 2019 luasannya naik hampir 10 lipat mencapai 206 ribu ha. Menurutnya, KLHK akan berkeliling Indonesia untuk mengobservasi persemaian, mulai dari persemaian yang disiapkan pemerintah hingga kebun bibit masyarakat.
Baca Juga:?Memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, KLHK Gelar Pameran di Jakarta
"Keberhasilan tumbuh kembang pohon dimulai dari pembibitan yang baik. Presiden juga menugaskan untuk pemulihan lingkungan," ujar Siti Nurbaya saat mengunjungi Persemaian Permanen di KPH Pekalongan Barat, Kabupaten Tegal, Sabtu (16/11/2019).
Dalam kesempatan itu, Siti Nurbaya juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon sebagai upaya pemulihan dan pencegahan banjir dan kekeringan. Caranya, dengan menanam pohon untuk memperbaiki lahan kritis.
"Kita percaya kalau pohonnya bagus, airnya juga akan bagus, lingkungan yang baik bagi masyarakat juga terawat," imbuh Siti Nurbaya.
Menurut Menteri LHK, keberadaan pohon dapat menahan kenaikan suhu bumi, yang disebut perubahan iklim. Mengutip satu penelitian, Indonesia perlu menanam 800 ribu ha per tahun agar memiliki iklim yang stabil dan sejuk.
Rehabilitasi diarahkan pada daerah-daerah destinasi wisata superprioritas Danau Toba, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo, dan Likupa, serta di lokasi ibu kota negara di Kaltim. Selain itu, di lokasi 15 DAS prioritas, 15 danau prioritas, daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor, serta daerah hulu dari 65 bendungan per waduk.
"Selain yang kita lakukan bersama masyarakat, pemerintah menegaskan bagi pengusaha yang memakai kawasan hutan dalam usahanya melalui Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk harus merehabilitasi kawasan dengan penanaman pohon," jelas Siti Nurbaya.
Dia memastikan kegiatan ini akan menyerap banyak tenaga kerja. Pada areal satu hektare persemaian permanen, butuh 30 sampai 40 orang tenaga kerja. Dalam jangka pendek, peningkatan kesejahteraan masyarakat ini dilakukan melalui pelibatan dalam pembibitan dan penanaman.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Indonesia, UNICEF Keluarkan Data Mengejutkan
Sedangkan dalam jangka panjang, masyarakat dapat menikmati hasil hutan bukan kayu dari tanaman RHL, seperti nangka, cengkeh, bahkan macadamia yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis sangat tinggi.
Dalam kunjungan itu, Siti Nurbaya didampingi Wamen Aloe Dohong, Sekjen Bambang Hendroyono, Plt Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hudoyo, serta sejumlah pejabat KLHK lain. Hudoyo memastikan, dalam 2019 tersedia dukungan anggaran cukup besar untuk penanaman pohon dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain pemulihan DAS, kegiatan RHL diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. Kunjungan kerja inspeksi kebun bibit di Tegal Jawa Tengah merupakan rangkaian kerja program RHL menjelang turunnya hujan menurut musim di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: