Berbagai permasalahan pelik tengah melanda PT Asuransi Jiwasraya, mulai dari seretnya likuiditas perusahaan, defisit kecukupan modal berdasarkan risiko perusahaan asuransi, hingga kasus gagal bayar terhadap klaim dana nasabah. Hal itu diakui langsung oleh Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasangko.
Kepada media, Hexana menekankan bahwa manajemen dan pemegang saham terus berupaya untuk mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang membelenggu perusahaan. Ia pun tidak menampik bahwa hal ini juga menjadi kekhawatiran publik, khususnya para nasabah yang menjadi korban gagal bayar atas klaim yang diajukan kepada perusahaan.
Baca Juga: Bos Baru Jiwasraya Buka Suara Soal Nasib Nasabah
"Yang harus digarisbawahi bahwa Kami beserta pemegang saham akan terus mencari solusi untuk 2 masalah tadi, dan berjuang untuk nasabah. Jadi, Kami percaya bahwa para nasabah akan bersabar ketika mengetahui apa yang sedang dilakukan manajemen bersama pemegang saham," imbuh Hexana, Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Merespons hal tersebut, Stafsus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, pun ikut berkomentar. Ia menilai, salah satu kesalahan yang dilakukan Jiwasraya sehingga terbelit masalah keuangan tidak lain ada perihal instrumen investasi yang keliru. Arya mengungkapkan, manajemen Jiwasraya memang aktif melakukan banyak investasi saham, namun sayangnya, dana investasi tersebut mengalir dan terjebak dalam saham-saham 'gorengan'.?
"Mereka (Jiwasraya) itu banyak investasi di saham gorengan. Kita tahu lah, itu saham saham gorengan," tegas Arya.?
Baca Juga: Ya Nasib! Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula: Nasib Saham Bank Permata. . . .
Ia menambahkan, sejauh ini Kementerian BUMN telah mengambil sikap berupa pelaporan atas dugaan tindakan kecuranagan Jiwasraya kepada Kejaksaan Agung RI.?
"Karena itu, kita tanyakan kehati-hatiannya. Jadi kita ingin menanggulangi kerugian yang dialami nasabah dan pihak-pihak lain," sambungnya.?
Saham gorengan ialah saham dengan pola pergerakan yang ekstrem. Saham jenis ini seringkali menjebak investor lantaran kenaikan harganya sangat drastis, padahal di balik kenaikan itu ada oknum trader yang berperan besar terhadap permainan transaksi dan pergerakan harga saham tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih