Pasar investasi global kembali diguncang oleh sentimen perang dagang AS-China. Pada Selasa (3/12/2019), Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang kemungkinan besar akan diteken usai gelaran pemilu AS November 2020 mendatang. Pernyataan tersebut dinilai sebagai taktik Trump untuk mendapat keuntungan lebih dari negosiasi dagang dengan rivalnya, China.
"Pemerintah Cina percaya bahwa Presiden Trump sangat membutuhkan kesepakatan sebelum akhir tahun ini, ketika pertarungan untuk pemilihan presiden akan benar-benar memanas. Komentar terakhir Trump adalah taktik untuk mendapatkan kembali keunggulan dalam negosiasi ini," jelas kepala strategi di Principal Global Investors, Seema Shah, dikutip dari Reuters, Jakarta, Rabu (4/12/2019).?
Baca Juga: Trump Bicara Soal Deal Dagang dengan China, Taktik Licik yang Bikin Kecewa Berat!
Jika pun benar bahwa Trump hanya bermain taktik, hal itu sudah mampu membuat aset-aset berisiko negara berkembang tercekik, termasuk rupiah. Pada pembukaan pasar spot Rabu (4/12/2019), rupiah terkoreksi -0,04% ke level Rp14.105 per dolar AS.
Baca Juga: Amarah China dan Ledakan Granat di Monas Bikin Rupiah Sulit Bernapas!
Koreksi tersebut bertambah tebal seiring dengan berjalannya perdagangan. Hingga pukul 10.30 WIB, rupiah terdepresiasi -0,13% ke level Rp14.123 per dolar AS. Mata uang Garuda itu juga tertekan di hadapan euro (-0,13%) dan poundsterling (-0,16%).?
Kemudian, di jajaran Asia, rupiah masuk ke klasemen bawah dengan menjadi mata uang ketiga terlemah di Benua Kuning setelah won (0,25%) dan ringgit (0,15%). Rupiah dibuat tak berdaya oleh yen (-0,22%), yuan (-0,15%), dolar Hong Kong (-0,11%), dolar Taiwan (-0,11%), dan dolar Singapura (-0,05%).?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: