Ekspor Pertanian Bukan Main, Mentan Lepas Ekspor di Lampung Senilai Rp181 Miliar
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang akrab dipanggil SYL bersama Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, dan Bupati Lampung Tengah, Loekman Djoyosoemarto, melepas ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Lampung berupa nanang kaleng, pisang segar, dan komoditas pertanian lainnya senilai Rp181 miliar di kawasan PT Great Giant Pineapple, Lampung Tengah, Selasa (17/12/2019). Di acara ini pun, SYL melakukan panen pedet sapi di kawasan PT Great Giant Livestock.
SYL menjelaskan kegiatan ekspor tersebut merupakan bagian dari langkah nyata Kementerian Pertanian (Kementan) dalam melipatgandakan ekspor komoditas pertanian hingga tiga kali lipat. Selain itu, ekspor juga bertujuan untuk menjadikan Provinsi Lampung sebagai lokomotif pengembangan ekspor pertanian sehingga bisa menjadi contoh untuk provinsi lainnya.
Baca Juga: Kabar Baik! Ekspor Sektor Pertanian Naik
"Saya mau Lampung menjadi lokomotif baru untuk pertanian dan peternakan dan menjadikan sasaran kita adalah ekspor. Lampung juga harus menjadi mentor agar bebagai komoditas dari buah tropis diminati oleh dunia. Mari kita bersama untuk membangun bangsa lebih baik ke depannya," kata SYL dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Lampung ini bertujuan Belanda, Amerika Serikat, dan China. Menurut SYL, ekspor ini menunjukkan komoditas pertanian Indonesia memiliki kualitas dan daya saing di pasar dunia sehingga komoditas asal Lampung, salah satunya menjadi kebanggaan Indonesia.
Peningkatan Produksi dan Ekspor
Dalam kunjungan ini, Mentan SYL menyaksikan penandatanganan MoU antara Gubernur Lampung dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanamam Pangan, Dirjen Perkebunan, dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kerja sama ini untuk peningkatan produksi dan ekspor pertanian.
Tak hanya itu, guna meningkatkan ekspor pertanian Provinsi Lampung, Mentan SYL menyerahkan aplikasi kepada Gubernur Provinsi Lampung, yakni aplikasi iMace (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports). Aplikasi ini merupakan peta komoditas pertanian potensial ekspor yang ter-update secara waktu nyata sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan komoditas pertanian yang berbasis kawasan.
SYL juga mengajak Gubernur Lampung memajukan pertanian dan menyejahterakan petani dengan menjalankan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR ini sangat efektif dan tepat sasaran dibanding menggelontorkan program bagi-bagi bantuan yang malah membuat petani tidak berkembang.
"Soal KUR, pengalaman saya keluarkan KUR Rp3,1 triliun dalam satu bulan dengan bunga 6 persen, sementara bunga pinjaman biasa mencapai 14 persen. Sekarang mau ternak sapi, mari kita pakai KUR," sambungnya.
Guna membangun pertanian yang makin maju, SYL juga mendorong kegiatan hulu hilir pertanian yang dapat dikendalikan di tingkat kecamatan. Dalam hal ini, Kementan tengah membangun program Komando Strategis Pertanian (Kostratani) berbasis teknologi pertanian 4.0.?
Sementara itu, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengapresiasi gebrakan Mentan SYL dalam memacu produksi dan ekspor pertanian di Provinsi Lampung. Ia menilai Mentan SYL sangat memahami begitu besar potensi pertanian daerahnya sehingga optimis dapat secepat mungkin meningkatkan ekspor pangan.
Arinal menjelaskan, untuk meningkatkan ekspor pangan dapat dilakukan dengan, pertama, mempertahankan mutu ekspor yang lebih tinggi dan, kedua, memperbaiki kualitas packaging dan pemasarannya sehingga bisa menembus pasar ekspor.
"Kita khususkan untuk komoditas cokelat, ekspornya diprioritaskan karena bagaimanapun juga anak bangsa belum banyak yang makan cokelat. Saya akan penuhi untuk kebutuhan dalam negri dulu baru nanti tingkat ekspor," jelasnya.
Perlu diketahui, Mentan SYL menyerahkan bantuan untuk petani berupa padi gogo rancah 19.581 hektar, benih jagung hibrida 1.750 ton, alat mesin pertanian (traktor roda 2, pompa air, traktor roda 4, combine harvester, corn seller), bantuan pendukung Kostratani (drone, HP, PC, dan LCD), benih dan pupuk untuk peremajaan kopi, alat pengolahan pakan dan bantuan alat inseminasi buatan. Bantuan ini sebagai rangsangan petani dalam meningkatkan produksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum