Jakarta terus berubah dengan pembangunannya. Namun, satu hal yang masih menjadi momok bagi Ibu Kota, yaitu banjir.
Pemerintah daerah dan pusat pun terus putar otak, mencari cara agar banjir tak sampai bikin aktivitas lumpuh. Gubernur Anies Baswedan dan anak buahnya berusaha agar air yang cepat menggenang ketika intensitas hujan tinggi, cepat pula surut.
Di sisi lain, Presiden Jokowi berharap dua bendungan yang sedang dibangun jajarannya di Sukamahi dan Ciawi akan membantu mengatasi ancaman banjir di Jakarta.
Hujan deras yang berlangsung selama lebih dari enam jam dan merata di seluruh wilayah Jakarta Selasa (17/12/2019) kemarin membuat beberapa tempat di ibu kota terendam banjir. Ini seolah menjadi peringatan awal.
Baca Juga: Banjir Terus Hantui Jakarta, Jokowi: Nies, Bersihkan Got hingga Sungai!
Air yang menggenang pada Selasa sore itu tak hanya merendam titik-titik yang selama ini sudah langganan banjir namun juga sejumlah titik yang selama ini aman. Salah satunya Gelora Bung Karno.?
Salah satu pintu masuk Gelora Bung Karno digenangi air setinggi 30 cm. Banjir di GBK ini sempat viral. Pasalnya, baru pertama kali terjadi selama ini. Sejak Selasa sore, kiriman gambar tentang kondisi genangan di sekitar GBK terus bertebaran. Salah satu video dan foto yang paling menghebohkan adalah jalan dan halte di depan mal Plaza Senayan.?
Genangan setinggi lebih dari 40 cm tampak merendam belasan motor yang terparkir di halte. Sebagian di antaranya milik pengemudi ojek online. Sejumlah pemilik motor berusaha memindahkan kendaraan mereka di tengah air yang meninggi dan hujan yang masih deras.
Tak hanya di GBK, banjir juga memasuki gedung Graha CIMB Niaga Sudirman, Jakarta Selatan. Warganet membagikan moment banjir itu di laman Twitter. Meski digenangi air, namun karyawan di gedung tersebut tidak seolah tidak panik. Dari foto yang tersebar di Twitter juga, banyak karyawan tengah bersantai di sebuah kafe.
Baca Juga: PDIP Semprot Anies Gak Mampu Atasi Banjir, Gerindra Pasang Badan!
Ada yang berlalu lalang melintasi air dan ada juga yang tetap bersantai sambil bermain ponsel. Video banjir di Graha CIMB Niaga ini dibagikan oleh akun @Dwiyana_DKM.
Tak hanya GBK. Pantauan Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro Jaya, banjir juga menggenangi wilayah Permata Hijau, Kuningan, Kelapa Gading, Slipi, Gatot Subroto, Cawang, juga Kampung Melayu. Genangan air juga membuat beberapa stasiun MRT sempat menutup pintu masuk.
Selasa sore, sekitar pukul 15.00 WIB, pintu eskalator di Stasiun Bundaran HI, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Setiabudi, Stasiun Bendungan Hilir dan Stasiun Dukuh Atas BNI 46 ditutup. Namun setelah air surut, pintu eskalator kembali dibuka.
Pemprov DKI Membela Diri
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan genangan air terjadi di 19 titik di seluruh wilayah Jakarta. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 5 hingga 40 cm.
Meski titik banjir dikabarkan meluas dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha membela diri. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Juaini, genangan-genangan yang muncul, kebanyakan sudah surut hanya dalam waktu 20 hingga 30 menit sejak pertama kali muncul.
Juaini mengatakan genangan terjadi karena air antre masuk ke dalam got atau saluran air. Air yang debitnya tinggi tak bisa segera diserap genangan. Namun Pemprov DKI bertindak cepat agar air segera surut dengan melakukan penyedotan air.
"Biasanya genangan terjadi ketika hujan turun. Tetapi ketika 20 sampai 30 menit, sudah hilang lagi," ujar Juaini.
Juaini mengatakan, sejumlah titik yang video atau fotonya sempat viral akibat genangan adalah di depan fx Sudirman, Jalan Sudirman. di depan Universitas Atmajaya, Jalan Gatot Subroto, hingga di depan Plaza Senayan. Tapi genangan hanya terjadi tak lama dan telah surut dalam waktu 30 menit.
Vella (26 tahun), seorang warga mengakui, Pemprov DKI terlihat melakukan penyedotan air hingga genangan segera surut dalam waktu singkat. Ia melihat langsung proses tersebut dilakukan di depan fx Sudirman.
Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yuke Yurike, meminta agar Gubernur DKI Anies Baswedan tak hanya fokus berjuang mempercantik ibu kota. Menurutnya, meski air segera surut, namun banjir adalah masalah yang perlu menjadi perhatian.
"Prioritas Pak Gubernur nampaknya hanya fokus di program beautifikasi saja, sehingga melupakan masalah Jakarta yang paling fundamental, yaitu banjir," ujar Yuke saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Yuke menyampaikan, selama musim kemarau, DKI dinilai tidak secara optimal mengantisipasi potensi banjir yang ada setiap musim penghujan melanda. Upaya antisipasi yang seharusnya dilakukan misalnya pemeliharaan serta pengerukan waduk dan sungai, hingga gorong-gorong.
"Selama musim kemarau lalu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan upaya preventif dalam menangani banjir di Ibu Kota," ujar Yuke.
"Seharusnya banjir hari ini menjadi alarm bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk segera bergerak dan melakukan persiapan dalam menghadapi banjir ke depannya. Pemprov tidak bisa selalu bergantung pada kesigapan pasukan oranye dan biru dalam upaya penanggulangan banjir," ujar Yuke.
Berharap pada Bendungan
Banjir yang terjadi di ibu kota Selasa sore itu juga membuat Jokowi berkomentar. Mantan Gubernur DKI ini mengakui hanya ada dua persoalan di Jakarta, yaitu banjir dan macet.
Menurut Jokowi, saat ini sedang ada proses pembangunan waduk di dua wilayah, yaitu Sukamahi dan Ciawi, Bogor. Bendungan ini dianggap bisa menuntaskan persoalan banjir yang selama ini terjadi di DKI.
"Selesai kira-kira akhir tahun depan. Kalau itu nanti jadi akan bisa lebih dikendalikan," kata Jokowi.
Baca Juga: Demokrat: Pak Jokowi, Turun Tangan Dong, Anies Gak Becus!
Namun, Jokowi tetap meminta agar Pemerintah Provinsi DKI juga melakukan tugas lain yang akan membantu mengatasi problem banjir di ibu kota. Salah satu yang penting adalah membersihkan penghambat aliran air di got hingga sungai.
"Sangat tergantung sekali banjir di Jakarta itu pada pembersihan got. Kemudian juga pelebaran dari Sungai Ciliwung yang sampai di Jakarta sudah menyempit," ujarnya.
Presiden Jokowi yakin dengan keberadaan kedua bendungan itu nanti maka air yang ke Jakarta bisa diatur.
"Manajemen pengelolaan pintu air termasuk pengerukan waduk-waduk di Jakarta, seperti waduk Pluit dan lainnya," ujarnya menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: