Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kata BPPT: Hujan Tinggi di Jabodetabek Bisa Dikurangi Lewat...

        Kata BPPT: Hujan Tinggi di Jabodetabek Bisa Dikurangi Lewat... Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan pihaknya memprediksi akan potensi tingginya intensitas hujan di Jabodetabek selama satu pekan mendatang.

        Ia pun menanyakan langkah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam menerapkan modifikasi cuaca dengan cara mengurangi curah hujan yang turun di Jabodetabek.

        Kemudian, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengkajian terkait dengan perkiraan modifikasi cuaca di wilayah Jabodetabek.

        Baca Juga: Pakai Cara Ini, Korban Banjir Bisa Dapat Diskon Hotel Hingga Rp200 Ribu

        Baca Juga: Tahun Baru Jabodetabek Banjir, Begini Dampaknya Terhadap BTS Jaringan Telekomunikasi!

        "Pengurangan curah hujan 30 sampai 50 persen bisa dikurangi di wilayah Jabodetabek," katanya dalam rapat koordinasi yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di kantornya, Jakarta Kamis (2/1/2020).

        Ia menjelaskan untuk menurunkan curah hujan itu dengan cara mencegah masuknya awan basah atau awan hujan ke wilayah Jabodetabek yang berasal dari Sumatera.

        "Karena itu teknologi modifikaasi cuaca ialah dijatuhkan di wilayah selain Jabodetabek. Kita jatuhkan di luar Jawa atau seperti di Lampung, dan daerah yang aman, tergantung situasi di lapangan," ucap dia.

        Kemudian, sambungnya, untuk melakukan hal tersebut pihaknya akan meminta pengadaan pesawat Cesna jenis CN295 sebanyak dua unit guna mencegah masuknya hujan ke wilayah Jabodetabek.

        "Jadi kita akan operasikan (Cesna) guna menjatuhkan awan-awan yang bergerak menuju Jabodetabek. Awan-awan itu arahnya dari lampung Selat Sunda dan seterusnya," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: