Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sisi Lain Ari Askhara yang Jarang Diketahui Publik, Apa Itu?

        Sisi Lain Ari Askhara yang Jarang Diketahui Publik, Apa Itu? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik sekaligus Aktivis 98, Irwan Suhanto, mengatakan banyak informasi dan sisi lain mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara, yang tidak tidak ketahui oleh publik. Ia mencontohkan, Ari pernah membuat kebijakan yang sangat baik saat memimpin PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).

        "Misalnya, Ari Askhara pernah menambah cuti hamil bagi karyawan perempuannya dari tiga bulan menjadi lima bulan. Dia juga membuat kebijakan jam kerja yang lebih humanis. Tidak lupa juga dia membuat peraturan berpakaian yang lebih sopan dan adanya remunerisasi karyawan. Ini adalah kebijakan yang baik bagi karyawan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (7/1/2020).

        Baca Juga: Terancam Pidana, Ari Askhara Jadi Sasaran Kriminalisasi

        Berbekal pengalaman selama memimpin beberapa instusi keuangan dan perbankan, Ari Askhara mencoba menerapkan hal tersebut di Pelindo III.

        "Agar kerja efektif dan efisien, Ari Askhara menerapkan struktur yang dia bawa dari perbankan diterapkan di pelabuhan dengan merampingkan struktur organisasi struktural di lingkungan Pelindo III secara besar-besaran. Sekali lagi, kebijakan ini beliau ambil agar Pelindo profit dan menghilangkan birokrasi yang rumit," ucap Irwan.

        Sebelum menjadi Direksi BUMN, Ari adalah seorang profesional di beberapa institusi keuangan/perbankan di Singapura. Lalu dia diminta pulang ke Indonesia untuk menjabat posisi Direktur Keuangan Pelindo III, merangkap Komisaris di Jasamarga Bali Tol (JBT).

        Ia pun membenahi kinerja keuangan Pelindo III. Rangkap jabatan sebagai Komisaris itu yang seharusnya memberinya pendapatan ganda, tapi Ari menolaknya. Dia hanya mau menerima pendapatan dari satu sumber dalam jabatannya, sebagai Direktur Keuangan di Pelindo III. Sedangkan honorarium komisaris JBT diminta disetor ke kas Pelindo III.

        Sukses melakukan restrukturisasi keuangan Pelindo III, Ari diangkat menjadi Direktur Keuangan Garuda Indonesia. Dia melakukan refinancing utang Garuda dan berhasil sukses. Lalu diangkat menjadi Direktur SDM di Wijaya Karya. Tidak sampai satu tahun, dia kembali diangkat menjadi Direktur Utama Pelindo III.

        Sebagai Dirut, dia melakukan efisiensi besar-besaran, sampai keuntungan Pelindo III yang biasanya ratusan miliar naik mendekati Rp2 triliun.

        Dia melakukan pembenahan ke banyak sektor, termasuk SDM yang tidak kompeten dimutasi atau diganti. Dia juga menerapkan good corporate governance (GCG) secara efektif dan terarah ke produktivitas kerja di setiap lini perusahaan, sampai cucu perusahaan.

        "Yang tidak siap, tidak akuntabel dia libas," ujarnya.

        Sukses di Pelindo III, Ari Askhara diminta untuk melakukan pembenahan di tubuh Garuda Indonesia khususnya di sektor keuangan.

        "Di sini dia lebih garang lagi. Banyak pengeluaran yang enggak perlu dipangkas, efisiensi, perbaikan kinerja sampai hal terkecil termasuk catering. Setiap sen dia selamatkan demi perbaikan kinerja keuangan Garuda. Barangkali banyak pejabat Garuda gerah karena kenyamanannya terganggu, ladang basahnya mengering, sehingga banyak yang tidak suka dengan Ari," sebutnya.

        Sikap dan mental pekerja keras dan tegas, namun tetap mengedepankan sisi humanis tersebut? terus dia bawa hingga memimpin maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia.?

        "Sayangnya, belum sempat bekerja secara maksimal untuk membawa Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang profit dan berskala internasional, Ari Askhara sudah diterpa serbuan politik yang sangat masif dan terstruktur demi menjatuhkannya dan menyingkirkanya. Saya melihat unsur politiknya sangat dominan dibanding masalah kinerja dalam kasus Ari Askhara ini," ucap Irwan.

        Irwan menilai, jika dilihat dari sisi kinerja, Ari Askhara sangat tidak mungkin bisa disingkirkan sehingga para seterunya dan orang-orang yang berkepentingan dalam aksi yang sangat terstruktur ini memilih jalan menghabisi Ari Askhara dengan cara menyerang dari sisi personal/pribadi, misalnya masalah hobi motor gede (moge) dan isu perselingkuhan.

        "Dan memakai orang-orang dalam Garuda Indonesia untuk membicarakan hal-hal negatif tentang Ari Askhara," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: