Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meyakini omnibus law perpajakan dan Cipta Lapangan Kerja bisa bakal mengkerek pertumbuhan ekonomi RI hingga 6%.
Menurut dia, dengan transformasi ekonomu yang dikejar melalui UU sapu jagat ini, Indonesia tak perlu lagi bergantung pada perekonomian komoditas.
"Nah saya percaya dengan omnibus law ini saya kira pertumbuhan ekonomi kita bisa sampai 6%. Ya walaupun Ibu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) dan BI (Bank Indonesia) memprediksi 5,1-5,5% (di tahun 2020) karena kita masih comodity base. Tapi kan kita sudah mulai transformasi sekarang pada value added," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Baca Juga: Muhammadiyah Minta Pembahasan Omnibus Law Di-Stop
Baca Juga: Sowan ke UEA, Luhut Pandjaitan: Saya Kebingungan untuk Memilih. . . .
Lanjutnya, ia juga menegaskan transformasi ekonomi ini sudah berjalan, bahkan memberikan sedikit perubahan di Indonesia. Yakni, penerapan B20 dan B30 yang menciptakan industri yang memiliki nilai tambah (value added), atau yang tak menjual lagi bahan baku.
"Ada dua yang sudah mulai terasa perubahan. Satu B20, yaitu tadi palm oil itu. Sekarang sudah B30," katanya.
Selain itu, ia mengatakan penerapan B20 dan B30 itu memberikan penurunan impor migas yang signifikan.
"Itu saja sudah berdampak pada impor energi kita berkurang tahun lalu 24%. Tahun ini kita berharap mungkin bisa 35%. Jadi Anda bisa bayangkan Rp 300 triliun impor migas kita bisa dikurangi hanya karena palm oil. Belum lagi nanti dengan nickel ore yang akan kita bikin nilai tambahnya," jelasnya.
Dengan dua UU tersebut, sambung Luhut, sederet investasi diyakini akan masuk ke Indonesia. "Memang omnibus law ini akan sangat berpengaruh terhadap Foreign direct investment (FDI) ke Indonesia," tukansya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: