Emiten menara, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menawarkan obligasi sebesar Rp800 miliar yang merupakan tahap I dari rangkaian penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 1,6 triliun.?Surat utang itu terbagi dalam dua seri, yaitu Seri A dan B dengan tenor masing-masing 3 tahun dengan kupon 9,2-9,8% dan 5 tahun 9,7-10,3%. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap 3 bulan sejak tanggal emisi.
Direktur utama Bali Towerindo Sentra, Jap Owen Ronadhi mengutarakan bila dan ahasil penerbitan obligasi sebagian besar akan digunakan perseroan untuk melakukan refinancing.??Penggunaan dana pada tahap pertama Rp800 miliar, untuk refinancing 80%, dan 20% capex dan working capital,? katanya, di Jakarta, Kamis (30/1/2020).?
Baca Juga: Terbitkan Obligasi, BJB Tawarkan Bunga di Atas 10%
Obligasi ini dijamin dengan aset berupa menara telekomunikasi milik BALI dan/atau entitas anak yang mencakup 100% dari total emisi obligasi, serta pembayaran tunai oleh PT Indonesia Infrastructure Finance sebagai penanggung obligasi sebesar 50% dari pokok obligasi yang diterbitkan apabila terjadi kelalaian oleh Perseroan.
Adapun pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada tanggal 21 Februari 2020 dan masa penawaran umum obligasi akan dilaksanakan pada tanggal 24-25 Februari 2020, sedangkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 2 Maret 2020. Obligasi ini mendapatkan peringkat A dari PT Fitch Ratings Indonesia.
BALI menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Sinarmas Sekuritas, serta PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriters) dan PT Bank Bukopin Tbk sebagai Wali Amanat.
Baca Juga: Chandra Asri Terbitkan Obligasi Ratusan Miliar, Bunganya Bikin Ngiler
Sebagai informasi, BALI merupakan penyedia menara eksklusif untuk wilayah Badung, Bali, hingga 2027. Hingga 30 September 2019, BALI memiliki lebih dari 3.600 menara yang tersebar di Bali, Jakarta, dan kota lainnya di pulau Jawa, dengan jumlah lebih dari 2.400 unit menara dalam status on-air dan telah terintegrasi (ready for service).
Sementara itu, untuk periode delapan bulan yang berakhir 31 Agustus 2019, BALI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 401 miliar atau hampir melampaui pencapaian sepanjang 2018 sebesar Rp 464 miliar. Total aset mencapai Rp 3,94 triliun pada 31 Agustus 2019,
meningkat dibandingkan 31 Desember 2018 senilai Rp 3,44 triliun.
Adapun selama 2015-2018, perseroan telah membukukan peningkatan pendapatan dan EBITDA yang pesat, dengan pertumbuhan rata-rata (CAGR) per tahun masing-masing sebesar 40% dan 47%. Untuk kedepannya BALI akan tetap fokus pada bisnis penyewaan menara dan
infrastruktur telekomunikasi yang didukung oleh kontrak jangka panjang dari para operator telekomunikasi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: