Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ilmuwan Temukan Fosil Cumi-cumi Purba Beserta Gigi Pterosaurus Berusia 150 Juta Tahun

        Ilmuwan Temukan Fosil Cumi-cumi Purba Beserta Gigi Pterosaurus Berusia 150 Juta Tahun Kredit Foto: Getty Images/Elenarts
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gigi pterosaurus (kadal bersayap) ditemukan pada fosil Cephalopoda atau cumi-cumi kuno. Peneliti meyakini gigi itu tertinggal ketika pterosaurus itu terbang rendah di permukaan laut dan memangsa Cephalopoda.

        Penemuan ini dipaparkan dalam jurnal Scientific Reports pada pekan lalu. Dalam paparannya, para peneliti meyakini momen petosaurus itu memangsa Cephalopada terjadi 150 juta tahun lalu.

        Baca Juga: Sejumlah Peneliti Bor Kerak Bumi buat Cari Bukti Keberadaan Dinosaurus, Hasilnya Itu...

        Ahli reptil prasejarah yang tak ikut dalam penelitian ini, Jean-Paul Billon Bruyat, mengatakan, penemuan fosil tersebut merupakan bukti pertama bahwa petosaurus juga memangsa Cephalopada.

        Melansir Smithsonian Magazine, Rabu (5/1/2020), fosil itu diketahui digali di batu kapur di Bavaria, Jerman pada 2012. Lalu penemuan itu difoto sebelum dimasukkan ke daftar koleksi Universitas Zurich di Swiss.

        Tetapi tahun lalu, Ren? Hoffmann, seorang ahli paleontologi di Ruhr-Universit?t Bochum Jerman, melihat dari foto itu ada Plesioteuthis subovatacephalopod. Itu adalah jenis hewan yang merupakan nenek moyang dari gurita, cumi-cumi dan sotong.

        Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Hoffman mengatakan Cephalopoda itu memiliki panjang 11 inci. Kondisinya masih terawat yang tampak dari kantung tinta dan sirip masih utuh sebagian. Namun, ia terkejut lantaran ditemukan gigi tajam yang menonjol di bawah kepala nenek moyang cumi itu.

        Berdasarkan ukuran, bentuk dan tekstur gigi, serta perkiraan usianya, Hoffmann dan rekannya berpendapat bahwa gigi itu kemungkinan besar milik Rhamphorhynchus muensteri pterosaur. Ia pun meyakini petosaurus itu memangsa Chepaloda.

        Hoffmann memperkiran, petosaurus itu sedang terbang di permukaan laut lalu melihat chepaloda menampakkan dirinya di permukaan laut. Reptil bersayap itu pun akhirnya menyambarnya dengan menyelamkan kepalanya dan menancapkan giginya sedalam setengah inci ke tubuh licin chepaloda itu.

        Namun, lanjut Hoffmann, petosaurus gagal memangsa si nenek moyang cumi-cumi itu lantaran dua kemungkinan. Posisi terbangnya kurang pas atau ukuran Chepaloda itu terlalu besar. Meski selamat, Chepaloda itu diyakini mengalami luka parah.

        Namun, argumentasi Hoffmann ini dibantah oleh Jingmai O'Connor, seorang ahli paleontologi di Institut Vertebrata Paleontologi dan Paleoanthropologi di Beijing. O'Connor memberikan alternatif lain selain proses memangsa. Yakni tesis bahwa prosesnya adalah Chepaloda itu tersangkut gigi petosaurus yang telah terbenam di dasar laut.

        Namun, tesis O'Connor juga dibantah Rilley Black, ahli lain soal fosil. Ia meragukan proses yang pasif tersebut. Sebab, gigi itu tampak menancap dan rusak dalam tubuh Chepaloda.

        Prosesnya memang sulit direka. Ta?ssa Rodrigues, seorang peneliti pterosaurus di Universitas Federal Esp?rito Santo di Brasil, mengatakan, jika benar ini adalah proses memangsa, maka ini adalah sesuatu yang langka dan unik.

        "Biasanya petosaurus dimangsa ikan besar. Sekarang adalah kebalikannya," ucap dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: