Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cuma Infeksi Manusia, Corona Pukul Keras Industri hingga Pariwisata China

        Tak Cuma Infeksi Manusia, Corona Pukul Keras Industri hingga Pariwisata China Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Korban jiwa akibat wabah virus corona di China dan negara-negara lain terus bertambah. Dampak terhadap ekonomi juga terus bertambah, terutama di China.

        Ponsel, kosmetik, dan barang-barang lain tidak diproduksi karena pekerja terpaksa tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus.

        Berikut adalah beberapa area utama yang terkena dampak wabah:

        Produksi ponsel

        Banyak ponsel dan komputer diproduksi di China, atau setidaknya beberapa bagiannya dibuat di sana.

        Produsen iPhone, Foxconn, telah menghentikan hampir semua produksi perangkat komunikasi selama periode Tahun Baru Imlek yang diperpanjang. Tetapi perusahaan itu berencana untuk menggunakan bagian dari lini produksinya untuk produksi masker wajah.

        Perusahaan mengatakan masker pada awalnya akan melindungi pekerjanya dari infeksi. Tetapi dikatakan akan menyediakan kepada orang-orang di luar perusahaan.

        Larangan bepergian

        Orang-orang China menghadapi larangan bepergian atau karantina ketika mereka bepergian, merugikan industri pariwisata internasional.

        Terdapat pembatasan ketat untuk meninggalkan Wuhan, tempat yang menjadi awal wabah dimulai, sebuah kota dengan populasi 11 juta orang.

        Pembatasan itu sekarang meluas ke bagian lain dari provinsi Hubei, mencegah perjalanan terkait bisnis serta pergerakan barang dan pekerja.

        Perjudian ditutup sementara

        Pusat perjudian terbesar di dunia, Makau, memerintahkan kasino untuk ditutup selama 15 hari yang dimulai pada 5 Februari.

        Bahkan sebelum itu, jumlah pengunjung anjlok selama Golden Week?Tahun Baru China yang dimulai pada akhir Januari, di tengah kekhawatiran akan terserang virus.

        Kasino dan perusahaan Hotel Wynn Resorts mengatakan mereka kehilangan sekitar US$2,5 juta, atau sekitar Rp34,2 miliar sehari di Makau dengan tetap ditutup.

        Kasino ini mempekerjakan sekitar 12.000 orang di wilayah tersebut.

        Waktu yang tidak tepat

        Waktu krisis kesehatan terjadi --selama liburan Tahun Baru Imlek-- telah menghantam perusahaan pada waktu yang paling menguntungkan mereka.

        Liburan Tahun Baru diperpanjang selama beberapa hari oleh otoritas China secara nasional, dan telah ada perpanjangan yang diberlakukan oleh beberapa otoritas provinsi, menunda waktu kembali bekerja dan bisnis belum berjalan normal.

        Perusahaan internasional menderita

        Dan dampaknya telah menyebar jauh di luar pantai China.

        Hyundai, dari Korea Selatan, telah menangguhkan produksi mobilnya karena masalah dengan pasokan suku cadang dari pabriknya di China, sebuah tanda peringatan dini kemungkinan gangguan besar di masa depan.

        Perusahaan ritel internasional telah menutup operasinya di China, penjual furnitur Ikea dan kedai kopi Starbucks, misalnya.

        Pasar keuangan juga merasakan dampak krisis kesehatan.

        Baca Juga: Ogah Pulang, Ribuan Turis China Perpanjang Liburan di Bali

        Harga minyak jatuh

        Harga minyak mentah mencapai level terendah dalam lebih dari setahun.

        Harga minyak mentah telah turun sekitar 15?lam dua minggu terakhir, mencerminkan permintaan menurun dari China, digarisbawahi oleh laporan bahwa kilang terkemuka negara itu, Sinopec, mengurangi produksi minyak olahan.

        Kelompok negara pengekspor minyak sedang mempertimbangkan pengurangan produksi dalam upaya untuk membalikkan penurunan harga.

        Dampak jangka panjang

        Perusahaan konsultan Oxford Economics, yang memperkirakan ekonomi China akan tumbuh rata-rata sebesar 5,6% tahun ini. Turun dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 6%.

        Perusahaan konsultan ini juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat 2% ketimbang perkiraan sebelumnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: