Kedutaan China di Prancis: Jangan Diskriminasi Huawei Dong, Tak Berdasar!
Kedutaan China di Paris mendesak Pemerintah Prancis untuk tak mendiskriminasi Huawei dalam memilih vendor jaringan seluler 5G-nya. Tak cuma itu, menurut Kedutaan China, kekhawatiran Prancis terhadap Huawei tak berdasar.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) membujuk para sekutu untuk melarang partisipasi Huawei di jaringan seluler 5G mereka. Negeri Paman Sam menuding, teknologi Huawei mengandung pintu belakang yang berpotensi digunakan sebagai alat memata-matai negara barat.
Prancis sedang berada di tahap awal peluncuran 5G, tetapi sikap pemerintah terhadap Huawei masih belum jelas. "Huawei berpotensi dibatasi (partisipasinya) di beberapa kota (Prancis)," begitu menurut laporan media setempat, dikutip dari Reuters, Senin (10/2/2020).
Baca Juga: Cari Tandingan Huawei, Saham Ericsson dan Nokia Melambung
Menanggapi laporan itu, Kedutaan China menyatakan kekhawatiran dan keterkejutannya melalui situs resmi. Sebab, menurut pengakuan kedutaan, Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan jajarannya sudah berulang kali menjamin: seluruh vendor akan diperlakukan dengan adil.
Kedutaan mengatakan, "jika karena masalah keamanan Pemerintah Prancis jadi membatasi operator, mereka juga perlu menetapkan kriteria yang transparan, serta memperlakukan semua vendor dengan adil."
Huawei tidak segera menanggapi permintaan komentar, sedangkan Kementerian Ekonomi Prancis menolak memberi komentar.
Kedutaan juga mengatakan, China telah menggunakan perusahaan asing seperti Nokia Finlandia (NOKIA.HE) dan Ericsson Swedia untuk melengkapi jaringan domestiknya sendiri. "Kami tak ingin perkembangan perusahaan Eropa di China terkena dampak diskriminasi yang Huawei alami," kata lembaga itu.
Agen keamanan siber Prancis, ANSSI, yang meneliti peralatan dari berbagai pemasok, akan merilis hasil analisis awal bulan ini.
Beberapa operator telekomunikasi telah memilih vendor peralatan 5G, seperti Orange Perancis dengan Nokia dan Ericsson.
Inggris telah memberi Huawei peran terbatas dalam peluncuran 5G-nya, sedangkan Uni Eropa menolak tekanan dari Washington untuk memboikot Huawei secara langsung.
Dalam beberapa hari terakhir, AS mempertimbangkan membeli saham di Nokia dan Ericsson untuk melawan dominasi Huawei dalam teknologi 5G.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: