Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cari Tandingan Huawei, Saham Ericsson dan Nokia Melambung

Cari Tandingan Huawei, Saham Ericsson dan Nokia Melambung Kredit Foto: Reuters/Mikko Stig
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham Ericsson dan Nokia naik pada hari ini setelah pejabat AS menyarankan Amerika Serikat harus mempertimbangkan membeli saham di pembuat peralatan telekomunikasi untuk melawan dominasi Huawei yang berbasis di China dalam teknologi 5G, dilansir dari Reuters, Jumat (7/2/2020).

Jaksa Agung AS William Barr mengatakan dalam pidatonya pada Kamis bahwa Amerika Serikat dan sekutunya harus mempertimbangkan langkah yang berbeda dalam mengambil "saham pengendali" di salah satu atau kedua perusahaan asal Nordic ke Huawei.

Jaringan 5G menjadi pusat perselisihan teknologi antara Amerika Serikat dan China karena 5G diharapkan menjadi tuan rumah berbagai fungsi penting, mulai dari kendaraan tanpa pengemudi hingga jaringan listrik pintar dan komunikasi militer, menggarisbawahi pentingnya mereka untuk keamanan nasional.

Baca Juga: Diancam AS, Inggris Seru Sekutu Hentikan 5G Milik Huawei

Amerika Serikat telah memasukkan Huawei ke daftar hitam dan tengah mengampanyekannya ke seluruh dunia agar sekutu tak menggunakan jaringan 5G dari raksasa China itu. AS menuduh peralatan mereka dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai, yang dibantah keras oleh Huawei.

Komentar Barr membantu mengangkat saham perusahaan-perusahaan asal Nordik. Kedua perusahaan di atas memperoleh lebih dari 4%, menurut laporan Reuters.

Investasi Pemerintah AS di perusahaan publik jarang terjadi kecuali dalam dana talangan untuk menyelamatkan perusahaan dan pekerjaan dari kebangkrutan, apalagi mengenai perusahaan asing.

Sementara kedua perusahaan, yang bersama-sama dengan Huawei mendominasi pasar, menolak untuk mengomentari pernyataan Barr.

Baca Juga: China Digempur Corona, Huawei dan Perusahaan Teknologi Lain Jalan Terus

Pemegang saham Ericsson, aktivis dana Cevian Capital, mengatakan mereka menyambut minat AS yang jelas dan mendesak para eksekutif di perusahaan Swedia, di mana ia memegang 8,4% sahamĀ  untuk menggali peluang potensial ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: