Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pak Jokowi, Kita Gak Perlu Toleransi Basa-Basi

        Pak Jokowi, Kita Gak Perlu Toleransi Basa-Basi Kredit Foto: AP I
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta pemerintah untuk mewujudkan toleransi yang autentik, dan bukan hanya sekedar simbolik seperti terowongan silaturahmi yang akan menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

        Terkait itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meninjau kembali perihal pembangunan tersebut.

        "Kalau menurut saya, yang dibutuhkan sekarang itu bukan silaturahmi dalam bentuk fisik dengan terowongan tapi yang diperlukan itu silaturahmi dalam bentuk infrastruktur sosial di mana pemerintah ini secara sungguh-sungguh membangun toleransi yang autentik, toleransi yang hakiki, bukan toleransi yang basa-basi," katanya kepada wartawan, di kantornya, Jakarta, Senin (10/2/2020).

        Baca Juga: Makin Sering Kritik Jokowi, Said Aqil: Terowongan Gak Ada Urgensinya, Demi Politik Doang

        Baca Juga: Ratusan Juta Rakyat Berhak Bebas dari Teror, PKB Tolak Pemulangan WNI Eks ISIS

        Lanjutnya, ia mengatakan dengan mambangun sikap toleransi yang autentik Dia mengatakan membangun sikap toleransi yang autentik lebih dibutuhkan bagi bangsa Indonesia saat ini.

        "Itu yang jauh diperlukan oleh Indonesia sekarang. Jadi kalau saya boleh mengusulkan, sebaiknya ditinjau lagi pembangunan terowongan silaturahmi Katedral dan Istiqlal itu," ujarnya.

        Ia menyebut banyak bangunan masjid dan gereda di Indonesia yang posisinya bersebelahan. Ia pun menyebut para umat beragama yang bersebelahan sama sekali tidak memiliki masalah.

        "Nanti kalau kemudian itu, mohon maaf, antara Sunda Kelapa dan gereja sebelahnya itu juga berdekatan. Kenapa juga tidak dibangun? Bahkan di Indonesia dan tempat lain ya, kan banyak masjid dan gereja itu berhimpitan bahkan bangunannya itu sharing satu tembok hanya beda halaman dan oke-oke saja,"jelasnya.

        "Sehingga sepanjang kita ini berhasil membangun infrastruktur sosial. Terutama menyangkut sikap terbuka, toleransi, dan saling hormati, saya kira yang sifatnya simbolis seperti itu mungkin dilakukan berbeda saja," tukasnya.

        Sebelumnya, saat Presiden Jokowi melakukan tinjauan rencana proyek renovasi Masjid Istiqlal. Ia mengatakan, telah menyetujui dibangunya terowongan bawah tanah yang dimanakan terowongan silaturahmi.?

        "Tidak kelihatan berseberangan tapi silaturahmi. Sehingga tidak nyebrang, sekarang pakai terowongan bawah, terowongan silaturahmi," katanya.??

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: