Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dampak Corona, Ratusan Perusahaan China Cari Utang Miliaran Dolar. Ada Xiaomi

        Dampak Corona, Ratusan Perusahaan China Cari Utang Miliaran Dolar. Ada Xiaomi Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lebih dari 300 perusahaan China mencari pinjaman bank untuk membantu melunakkan dampak wabah virus corona. Nilainya sekitar 57,4 miliar yuan atau US$8,2 miliar.

        "Di antara calon peminjam tersebut adalah raksasa pengiriman makanan Meituan Dianping, pembuat ponsel cerdas Xiaomi Corp, penyedia layanan ride-hailing Didi Chuxing Technology Co, perusahaan pengenalan wajah Megvii Technology Inc, dan bisnis keamanan internet Qihoo 360 Technology Co," kata dua sumber perbankan, dikutip Reuters, Senin (10/2/2020).

        Perusahaan yang mencari pinjaman tersebut, kata sumber itu, ialahmereka yang terkait dengan pengendalian wabah atau yang paling terkena dampak wabah corona. China sedang berjuang mengatasi wabah yang telah menewaskan lebih dari 900 orang di negara itu dan menginfeksi lebih dari 40.000 orang.

        Baca Juga: WN China Idap Corona Usai dari Bali, Istana Gak Bisa Kasih Kepastian

        "Perusahaan yang mencari pinjaman kemungkinan akan mendapatkan persetujuan jalur cepat dan suku bunga preferensial," kata sumber yang menerima salinan dua daftar nama perusahaan yang dikirim ke bank-bank Beijing oleh biro keuangan pemerintah kota.

        Kedua daftar itu juga memuat besar pinjaman yang dicari. Namun, tidak ada data resmi yang menunjukkan total pinjaman yang dicari perusahaan-perusahaan China secara nasional untuk mengatasi wabah ini.

        "Bank akan membuat keputusan akhir tentang pemberian pinjaman," kata salah satu sumber. "Suku bunga cenderung setara dengan yang ditawarkan kepada klien top bank," tambahnya.

        Menurut daftar itu, Xiaomi, pembuat smartphone terbesar keempat di dunia sedang mencari pinjaman 5 miliar yuan atau US$716 juta untuk memproduksi dan menjual peralatan medis, termasuk masker dan termometer.

        Meituan Dianping mencari 4 miliar yuan, sebagian untuk membantu membiayai makanan gratis dan pengiriman ke staf medis di Wuhan, pusat wabah di Provinsi Hubei Tengah. Didi Chuxing yang dimiliki secara pribadi dan paling terkena dampak wabah virus saat ini juga sedang mencari 50 juta yuan.

        Bursa menunjukkan pertumbuhan pendapatan kuartal ketiga Xiaomi melambat. Tetapi laba kotor naik 25,2 persen yoy menjadi 8,2 miliar yuan. Meituan Dianping telah untung selama dua kuartal terakhir.

        Sementara Qihoo 360 yang berbasis di Beijing mencari 1 miliar yuan US$143,3 juta untuk membeli produk terkait medis dan membuat aplikasi untuk melacak dan mencegah penyebaran virus.

        Menurut salah satu daftar, perusahaan start-up, Megvii, mengajukan 100 juta yuan untuk mengembangkan teknologi termasuk sarana untuk meningkatkan akurasi identifikasi individu yang bermasker dalam kerumunan.

        Megvii menolak memberikan konfirmasi. Megvii mengatakan sedang berupaya mengoptimalkan produk pemindai suhu tubuh dengan kecerdasan buatan yang diluncurkan minggu lalu untuk membantu melawan virus.

        Alat ini disebut dapat melihat dan menemukan orang-orang di kerumunan yang memiliki suhu tinggi meski mereka mengenakan topeng. Megvii tidak memverifikasi identitas pribadi orang yang memakai masker.

        Meituan Dianping, Didi, dan Xiaomi menolak berkomentar terkat pinjaman. Qihoo 360 juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

        Biro Keuangan Pemerintah Kota Beijing pun tidak menanggapi permintaan komentar melalui email. Sebelumnya, Biro keuangan mengatakan, perusahaan yang mencari dukungan keuangan dapat meminta bantuannya.

        Baca Juga: Geger WN China Terinfeksi Corona Usai Liburan di Bali, Indonesia Beneran Aman?

        "Bank tidak akan meminjamkan kepada semua karena mereka perlu mengevaluasi apakah perusahaan-perusahaan itu benar-benar mampu membayar kembali," ujar salah satu sumber.

        Bank sentral China telah menyuntikkan dana ke dalam sistem perbankan untuk menopang kepercayaan pasar. Sementara pengawas perbankan dan asuransi mendesak para pemberi pinjaman untuk menurunkan suku bunga.

        Biro lokal Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), perencana ekonomi utama, dan Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) Pemerintah China juuga menyusun daftar perusahaan yang terkena dampak dan menawarkan mereka dukungan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lili Lestari
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: