PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melakukan ekspor perdana Daduk Sugar Cane Top (SCT) ke negara Jepang. Hingga saat ini Daduk ini dipasok dari kebun tebu milik PTPN XI. Asumsi perolehan jumlah daun kering sebanyak 2% pada saat masa pemeliharaan (klentekan) dan 10% pada saat musim giling/panen dan protas sebesar 800 Ku/Ha, maka potensi pasokan daduk diperkirakan ? 16 Ku/Ha pada masa pemeliharaan dan ? 80 Ku/Ha pada masa panen.
"Kami memanfaatkan peluang yang selama ini dengan tidak sadar seolah disia-siakan bahkan berpotensi merusak lingkungan dengan membakar daun tebu kering atau daduk, dalam istilah lainnya Sugar Cane Top (SCT). Sementara kita juga tahu tanaman tebu dari pucuk sampai akar ada manfaatnya,? tegas Direktur Utama PTPN XI Gede Meivera Utama Adnjana Putera usai? pelepasan ekspor perdana daduk di Pabrik Gula Djatiroto Lumajang Jumat (14/2/2020).
Baca Juga: Pabrik Teh PTPN XII Dilalap Si Jago Merah
Lebih lanjut Gede mengungkapkan, kedepan pihaknya akan kembangkan melalui inovasi-inovasi milineal PTPN XI terkait pengembangan pemanfaatan tanaman tebu selain core business yang sudah berjalan yakni gula.?
?Sementara ini kita coba eksport daduk, potensi bahan baku cukup besar yakni kisaran 16 kuintal per hektar pada masa pemeliharaan dan 80 kuintal per hektar pada masa panen,? hasilnya menjanjikan pendapatan yang tinggi bahkan cukup untuk menutupi biaya kebun yang berpengaruh positif terhadap hpp kami,? jelasnya.
Sementara itu Komisaris Utama PTPN XI, Dedy Mawardi menyatakan, dirinya memberikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan manajemen PTPN XI
"Komisaris mengapresiasi kinerja Direksi beserta jajaran yang memanfaatkan daduk, selama ini dianggap sebagai ?sampah? tebu menjadi memiliki competitive advantages terlebih untuk kepentingan eksport ke Jepang, dalam artian juga mendukung program pemerintah dalam meningkatkan eksport secara luas," ujar Dedy .
Seperti diketahui dalam fase pertumbuhan tanaman tebu dilakukan klentek pengupasan daun kering sebanyak dua kali dengan tujuannya memperlancar sirkulasi udara dan proses fotosintesis,? menaikkan rendemen, mencegah keluarnya akar pada ruas, mencegah kebakaran kebun tebu,? mengurangi kelembaban hingga meringankan beban tanaman sehingga tidak mudah roboh.?
Daduk hasil kegiatan klentek atau sisa tebangan biasanya menjadi sampah dan kebanyakan dibakar langsung di lahan karena dianggap sebagai pilihan paling praktis untuk persiapan lahan penanaman tebu plantance atau pekerjaan pemeliharaan tanaman keprasan ratoon cane, hal ini berdampak pada pencemaran udara. Dengan tidak dilakukannya pembakaran daun tebu, juga bermanfaat mengurangi resiko ketidakseimbangan populasi fauna tanah dan mempertahankan kandungan bahan organik tanah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil