Penutupan pabrik di titik pusat wabah corona telah merugikan perusahaan-perusahaan otomotif asing, termasuk Honda, Nissan, General Motors, dan Renault.
Menurut media pelat merah China, kerugian yang dirasakan bernilai sekitar US$5,9 juta per hari (sekitar Rp82 miliar).
"Beberapa pemasok suku cadang Wuhan saat ini bergantung pada stok, tetapi stok akan segera habis. Masalah lain terletak pada jaringan pengiriman yang belum kembali normal," kata perwakilan industri otomotif kepada Global Times, dikutip dari?RT Business, Senin (24/2/2020).
Baca Juga: Huawei Bilang Corona Tak Beri Dampak Masif ke Bisnisnya, Analis Ragu
Kota Wuhan di provinsi Hubei, tempat epidemi corona diyakini berasal, merupakan salah satu pusat industri otomotif China, menjadi lokasi utama bagi produsen Amerika, Eropa dan Jepang. Pada 2018, lebih dari 1,7 juta unit kendaraan bernilai sekitar 400 miliar yuan (sekitar Rp792,6 triliun) terjadi di kota itu.
Fasilitas yang beroperasi di Wuhan dan di daerah tetangga harus ditunda operasionalnya hingga 11 Maret. Manajer Panitia Penyelenggara?International Auto Parts Expo?China (Wuhan), Li Kuan berkata, "bahkan jika pembatasan di area epidemi tak dilanjutkan, produsen mobil asing tetap perlu menunggu beberapa minggu untuk beroperasi lagi."
Diperkirakan, produsen asing akan memakan waktu sekitar satu setengah bulan untuk beroperasi dengan kapasitas penuh seperti sebelum virus menyerang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: