Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Didesak Pisahkan Bisnis di Asia, Ini Masa Depan Prudential Indonesia

        Didesak Pisahkan Bisnis di Asia, Ini Masa Depan Prudential Indonesia Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan aset manajemen asal Amerika Serikat (AS), Third Point LLC, menuntut sejumlah hal kepada manajemen raksasa asuransi berbasis di Inggris, Prudential Plc. Saat ini Third Point memegang kurang dari 5% saham dan menyandang status sebagai pemegang saham terbesar kedua Prudential Plc.

        Sebagai pemegang saham terbesar kedua di Prudential, Third Point menilai jika pemisahan bisnis PruAsia bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis Prudential di pasar Indonesia.

        Baca Juga: Pemegang Saham Tuntut Prudential Plc Pisahkan Bisnis di Asia dan AS

        "Kami melihat pertumbuhan yang signifikan di Indonesia mengingat populasi kelas menengah yang besar dan berkembang pesat. Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan penetrasi asuransi, mengingat tingginya pengeluaran untuk perawatan kesehatan," ujar Jurubicara Third Point dalam siaran pers pada Kamis (27/2/2020).

        Third Point menilai, salah satu kekuatan Prudential Indonesia yakni memiliki lebih banyak agen daripada di negara lain atau sekitar 250.000 agen. Jumlah ini 10 kali lipat ketimbang kompetitor. Prudential Indonesia juga memiliki sekitar 30% pangsa pasar asuransi syariah. Faktor-faktor ini yang memungkinkan Prudential mampu mengembangkan basis pelanggan yang mencapai 2,3 juta di Indonesia.

        Lebih lanjut, Prudential Indonesia merupakan kontributor terbesar kedua dari total laba operasional PruAsia atau mencapai 20%. Sebagai pemegang saham, Third Point merekomendasikan PruAsia, sebagai induk dari Prudential Indonesia, menjadi entitas bisnis terpisah dari Prudential Plc.

        Alasannya, pemisahan bisnis memampukan PruAsia untuk berinvestasi lebih banyak dan fokus pada manajemen sehingga mampu mencapai pertumbuhan lebih tinggi dan menciptakan sistem lebih kondusif bagi agen dan produk yang lebih baik bagi pelanggan.

        Pada 24 Februari waktu AS, Third Point mengirim beberapa surat yang ditujukan kepada dewan direksi Prudential. Third Point yang dipimpin investor kawakan Daniel Loeb menuntut Prudential untuk memisahkan bisnis perusahaan di wilayah Asia (PruAsia) dan Amerika (Jackson National Life) demi meningkatkan investasi bisnis di kedua perusahaan tersebut, mengoptimalkan pertumbuhan, dan mendorong valuasi yang lebih tinggi.

        Daniel Loeb mengatakan, salah satu keunggulan PruAsia adalah pasar yang menarik di Asia dengan jejak kaki terkemuka di Asia Tenggara. Hari ini, pasar Asia Tenggara menghasilkan sekitar 60% dari total keuntungan PruAsia. "Kami sangat gembira dengan pertumbuhan jangka pendek di Indonesia dan Malaysia sebagai dua pasar yang menunjukkan percepatan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir," ujar Daniel Loeb.

        PruAsia adalah penyedia asuransi syariah dan takaful pada pasar syariah di Indonesia dan Malaysia yang masing-masing mengempit lebih dari 30% pangsa pasar di masing-masing segmen.

        "Di Indonesia secara khusus, kami telah melihat perubahan strategi kekuatan agen
        dan produk akan mendorong produktivitas ke depan dan bisa menolong potensi tekanan penjualan jangka pendek di pasar Hong Kong," tambah Daniel Loeb.

        Dalam suratnya, Third Point kecewa terhadap kinerja keuangan Prudential dan mengemukakan tiga alasan agar terjadi pemisahan bisnis di Asia dan AS. Ketiga alasan tersebut adalah:

        1. Portofolio bisnis saat ini menghalangi investor untuk memiliki PruAsia;
        2. Manajemen Prudential lebih memprioritaskan pertumbuhan dividen daripada reinvestasi; dan
        3. Struktur perusahaan tidak konsisten dengan strategi Asia-Led.

        Atas dasar pertimbangan itu, Third Point mendesak direksi Prudential untuk segera mengambil sejumlah tindakan berikut:

        1. Membuat dua perusahaan publik yang masing-masing memiliki strategi jangka panjang dengan cara memisahkan Jackson dari PruAsia;
        2. Bergeser fokus dari pertumbuhan dividen ke strategi peningkatan valuasi jangka panjang sebagai pusat prioritas;?
        3. Menghilangkan biaya seperti duplikasi biaya pusat basis operasional dan eksistensi pusat operasional di UK; dan?
        4. Memperlengkapi PruAsia dengan kepemimpinan lokal di tingkat manajemen dan dewan dan memperkenalkan skema insentif di Jackson yang bisa menghasilkan valuasi jangka panjang sebagai entitas independen.

        Saat ini Daniel Loeb menilai kekuatan agensi Prudential di Asia menjadi keunggulan. Ada lebih dari 325.000 agen Prudential yang tersebar di seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Catatan, Third Point adalah perusahaan manajemen aset dengan nilai kelolaan senilai US$ 14 miliar. Third Point berbasis di New York, AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: