Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perjanjian Damai dengan AS Rupanya Bikin Taliban Tetap Serang Pasukan Afghanistan

        Perjanjian Damai dengan AS Rupanya Bikin Taliban Tetap Serang Pasukan Afghanistan Kredit Foto: Reuters/Parwiz
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Taliban akan melanjutkan serangan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan, hanya beberapa hari setelah menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) yang bertujuan membawa perdamaian dalam konflik yang berlangsung selama hampir dua dekade.

        Taliban sebelumnya telah setuju untuk ?menurunkan kekerasan? dalam pekan-pekan menjelang penandatanganan kesepakatan tersebut. Kesepakatan itu juga termasuk komitmen untuk mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

        Baca Juga: Perjanjian Damai AS-Taliban setelah 19 Tahun Lamanya

        Namun, juru bicara Taliban pada Selasa (3/3/2020), mengatakan bahwa perundingan itu tidak akan berjalan jika 5.000 anggotanya yang ditahan oleh pemerintah Afghanistan tidak dibebaskan.

        Pembebasan para tahanan itu merupakan bagian dari perjanjian dengan AS yang ditandatangani di Qatar pada Sabtu (29/2/2020).

        Tetapi pada Minggu (1/3/2020), Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan bahwa pemerintahnya telah sepakat untuk tidak melakukan pembebasan seperti itu.

        "Tidak ada komitmen untuk membebaskan 5.000 tahanan," kata Ghani kepada wartawan.

        "Ini adalah hak dan keinginan pribadi rakyat Afghanistan. Ini bisa dimasukkan dalam agenda pembicaraan intra-Afghanistan, tetapi tidak bisa menjadi prasyarat untuk pembicaraan."

        Menanggapi pernyataan Presiden Ghani tersebut, pejabat Taliban mengatakan bahwa mereka akan kembali memerangi pasukan Afghanistan, tetapi tidak akan menargetkan pasukan internasional.

        Pernyataan itu bertentangan dengan komentar Ghani pada Minggu, yang menyebutkan bahwa gencatan senjata sebagian akan dilanjutkan "dengan tujuan untuk mencapai gencatan senjata penuh".

        Juru bicara Taliban mengatakan bahwa mereka tidak akan bersedia melalukan negosiasi dengan Pemerintah Afghanistan sebelum pembebasan tahanan itu terjadi.

        "Kami sepenuhnya siap untuk pembicaraan intra-Afghanistan, tetapi kami sedang menunggu pembebasan 5.000 tahanan kami," kata Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada Reuters, Selasa (3/3/2020).

        "Jika 5.000 tahanan kami, 100 atau 200 lebih atau kurang tidak masalah, tidak dibebaskan, tidak akan ada pembicaraan intra-Afghanistan."

        Diperkirakan 10.000 anggota Taliban saat ini ditahan oleh Pemerintah Afghanistan.

        Taliban sebelumnya telah menolak untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, sehingga kesepakatan yang ditandatangani pada Sabtu hanya dengan AS.

        Negeri Paman Sam menginvasi Afghanistan pada 2001 sebagai respons atas serangan 11 September di New York yang didalangi Al Qaeda, yang saat itu berbasis di Afghanistan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: