Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jadi Petani Sukses, Lulusan Teknik Elektro Ini Bagikan Kisahnya

        Jadi Petani Sukses, Lulusan Teknik Elektro Ini Bagikan Kisahnya Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Menjadi petani adalah pilihan yang cemerlang bagi anak muda bernama Riza Azyumarridha Azra (26). Baginya, pertanian adalah profesi utama dalam karier dan kehidupan. Ya, Riza adalah pria asal Banjarnegara yang sukses menjalankan bisnis singkong menjadi tepung mocaf.

        "Alhamdulillah bisnis saya semakin maju. Saya berterima kasih kepada para petani singkong yang ada di seluruh Indonesia," ujar pria lulusan teknik elektro ini saat menjadi pembicara TanionStage yang digelar di Museum Tanah, Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020).

        Dalam menjalankan bisnisnya, kata Riza, dia membagi proses mocaf menjadi tiga klaster. Pertama, dia mendorong petani lokal yang berusia tua untuk memproduksi singkong. Kedua, mendorong kaum ibu untuk memproses olahan singkong.

        Baca Juga: Dulu Anak Petani, Karsanbhai Patel Kini Jadi Miliarder Berkat Jualan Sabun

        "Dan ketiga saya mendorong anak muda untuk melakukan packaging sehingga memiliki daya tarik yang cukup tinggi, khususnya pada kemasan ekspor. Ketiga klaster ini saya terapkan untuk menyamaratakan keuntungan antara petani, kaum ibu, dan anak muda," katanya.

        Menurut Riza, saat ini singkong mocaf memiliki peluang yang cukup besar pada pertumbuhan ekspor nasional. Kata dia, olahan mocaf nyaris sama dengan tepung terigu yang biasa digunakan untuk pembuatan mie instan dengan hasil yang jauh lebih bagus.

        "Dan ternyata tepung mocaf ini menjadi pilihan utama bagi warga Amerika yang menerapkan gaya hidup sehat. Mereka memilih mocaf daripada tepung biasa karena terdapat kandungan alami yang sangat sehat," katanya.

        Riza menambahkan, dalam sebulan dia mampu memproduksi 10 ton tepung mocaf untuk penjualan lokal dan ekspor. Saat ini, dia juga sedang memproses sertifikat ekspor ke negara-negara di Eropa dan benua Amerika.

        "Kami jual Rp15 ribu per kemas dengan omzet yang lumayan besar. Untuk itu, saya mengajak kalian anak-anak milenial untuk mulai bertani," katanya.

        Pengalaman menjadi petani muda juga dibagikan CEO Ayo Natura Internasional, Jati Barmawati. Jati yang mewakili petani perempuan ini menyampaikan pentingnya menyerap teori sebelum dipraktikkan pada dunia bisnis di lapangan.

        Baca Juga: Pengusaha Muda Pertanian Dongkrak Ekonomi Nasional

        "Saya kira jadi petani itu dituntut untuk berpikir. Jadi kita harus pintar membaca peluang pasar. Makanya saya bilang jangan jadi petani saja. Tapi harus menanam dengan membaca peluang yang ada," katanya.

        Jati mengarahkan mahasiswa pertanian harus mendominasi usaha tani di seluruh Indonesia. Mahasiswa harus berani mengambil risiko dan bertanggung jawab atas usahanya menjadi enterpreneur muda.

        "Saya bilang ke teman-teman yang masih muda dan masih segar-segar bahwa untuk maju di bidang pertanian harus dimulai dari hulu ke hilir. Artinya, kita harus confident sebagai petani milenial karena petani sekarang beda dengan petani zaman dulu. Pertanian sekarang lebih menjanjikan daripada yang kita lihat dulu," tutupnya.

        Sekadar diketahui, Jati adalah pengusaha muda yang bergerak di bidang penjualan produksi tani untuk pasar internasional. Barang yang dijual di antaranya beras, jagung, dan produk hortikultura.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: