Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mantra The Fed Kurang Cespleng, Rupiah Jomplang ke Level Bawah Global

        Mantra The Fed Kurang Cespleng, Rupiah Jomplang ke Level Bawah Global Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menyikapi dampak meluasnya virus corona terhadap perekonomian global, Bank Sentral AS, yakni The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan hingga 100 basis poin (bps) menjadi 0% hingga 0,25% pada Minggu (15/03/2020). Pemangkasan tersebut menjadi yang terdalam sejak tahun 2015 silam.

        Baca Juga: Astaga! Semudah Membalik Telapak Tangan, Global Jebloskan Rupiah ke Level Terbawah Dunia!

        Baca Juga: The Fed Diskon Suku Bunga: Dolar AS Gak Laku, Rupiah Jadi Nomor Satu!

        Kebijakan The Fed itu sempat menjadi amunsisi bagi rupiah untuk terapresiasi 0,27% ke level Rp14.700 per dolar AS pada pembukaan pasar spot Senin (16/03/2020). Namun, kemanjuran mantra The Fed itu tak bertahan lama sehingga kini rupiah berbalik ke zona merah.

        Hingga pukul 10.00 WIB, rupiah terdepresiasi -0,20% ke level Rp14.800 per dolar AS. Minimnya sentimen positif membuat rupiah harus kembali menjadi salah satu mata uang terlemah secara global. Bagaimanapun, rupiah hanya unggul 0,49% terhadap dolar Australia, sedangkan di hadapan euro dan poundsterling, rupiah tertekan masing-masing sebesar -0,24% dan -0,58%.

        Baca Juga: Dolar AS Babak Belur, Rupiah Nikmati Nasib Mujur!

        Tekanan tak hanya datang dari mata uang global. Sebagian mata uang regional pun turut memborbardir rupiah, misalnya saja yen (-0,92%), dolar Hong Kong (-0,26%), dan dolar Taiwan (-0,12%). Beruntungnya, rupiah masih tampil lebih baik daripada won (0,57%), ringgit (0,43%), baht (0,34%), dan dolar Singapura (0,04%).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: