Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui dampak wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia dan respons penanganannya akan sangat memengaruhi kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020. Lantaran itu, langkah relaksasi disiapkan dalam batasan defisit.
Dampak penyebaran Covid-19 ditambah ketidakpastian global membuat tekor alias defisit APBN melebar ke level 2,2 hingga 2,5% dari target yang ditetapkan sebesar 1,76%. Jika situasi penyebaran virus corona makin memburuk, tekor APBN bisa sampai ambang batas yang ditetapkan dalam UUD yakni 3 persen.
Baca Juga: Said Didu Desak Sri Mulyani Alihkan Gaji Stafsus Milenial dan BPIP Buat Corona, Rela Bagi-Bagi?
"Kita juga sudah bertemu dengan DPR untuk bisa menyampaikan apabila defisitnya di atas 3 persen, maka kita akan melakukan relaksasi terhadap batasan defisit tersebut. Ini yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka untuk meminimalkan dampak," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta.
Lebih lanjut ia menerangkan, sejumlah stimulus fiskal yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam menghadapi dampak penyebaran virus corona secara tidak langsung juga memengaruhi kinerja APBN sendiri. Menkeu menerangkan tengah memfinalkan paket yang sudah disampaikan kementerian dan pemda.
Sambung dia, termasuk paket ketiga atau paket keseluruhan untuk bisa mendukung penanganan dampak Covid-19. Selanjutnya, melindungi masyarakat miskin dan masyarakat yang sekarang terancam dari masalah PHK atau terancam dari sisi nafkah.
"Karena adanya pengurangan aktivitas masyarakat dengan adanya isolation atau self-distancing and social-distancing dan penurunan mobilitas masyarakat pasti banyak masyarakat yang terkena," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum