Efek Covid-19, Proyeksi Pertumbuhan Asia Timur dan Pasifik Dipangkas
Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik akibat penyebaran virus corona (Covid-19).
Menurut? laporan ekonomi edisi April 2020 Bank Dunia, perekonomian negara berkembang di Asia Timur pada tahun ini diproyeksikan melambat menjadi 2,1% pada skenario baseline dan menjadi negatif 0,5% untuk skenario lebih rendah. Angka-angka tersebut lebih rendah dari perkiraan 5,8% pada 2019.
Baca Juga: IMF & Bank Dunia Minta G20 Tangguhkan Utang Negara Termiskin
Khusus China, pertumbuhan ekonominya akan melambat menjadi 2,3% (baseline) pada tahun ini. Bank Dunia juga memperkirakan perekonomian Malaysia di level -0,1%. Begitu pula dengan pertumbuhan Indonesia diprediksi di level 2,1%.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa, mengatakan bahwa negara-negara di Asia Timur dan Pasifik saat ini dihadapkan dengan guncangan ekonomi global sebagai akibat dampak dari penyebaran Covid-19 di Tiongkok.
"Kabar baiknya adalah bahwa kawasan ini memiliki ketahanan dan potensi kemampuan untuk melewati krisis, tetapi negara-negara harus bertindak cepat dan pada skala yang sebelumnya tidak pernah dilakukan," kata Victoria pada Selasa (31/3/2020).
Victoria mengatakan, virus yang memicu guncangan rantai pasokan di Tiongkok kini telah menyebabkan guncangan ekonomi global. Ia menilai kebijakan makroekonomi yang baik dan regulasi keuangan yang bijaksana telah membantu sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk menghadapi guncangan normal.
"Akan tetapi, yang kita saksikan sekarang adalah kombinasi dari beberapa gangguan yang tidak biasa dan memiliki dampak negatif yang saling menguatkan. Kesulitan ekonomi yang signifikan tampaknya tidak akan terhindarkan," tambahnya.
Victoria pun mendesak kepada negara-negara di Asia Timur dan Pasifik agar segera mengambil tindakan termasuk investasi mendesak terkait kapasitas perawatan kesehatan dan intervensi fiskal yang tepat sasaran untuk mengurangi dampak langsung dari Covid-19.
"Dalam lingkungan yang berubah dengan cepat, membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akurat menjadi sangat sulit. Oleh karena itu, laporan ini menyajikan skenario dasar (baseline) serta skenario alternatif yang lebih rendah (lower scenario)," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: