Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut bawang putih dan gula pasir menjadi titik berat komoditas pangan untuk dijaga ketersediaan dan kestabilan harganya, terutama selama masa tanggap darurat COVID-19.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menjelaskan Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dua komoditas tersebut di dalam negeri.
"Saat ini titik berat kita adalah pada bawang putih dan gula pasir karena dua komoditas ini kita bergantung pada impor. Untuk bawang putih, Indonesia memang wilayah tropis, sedangkan bawang putih tumbuh di wilayah subtropis," kata Agung.
Baca Juga: Jaga Pasokan Bawang Putih dan Bombai di Tengah Corona, Ini Strategi Kementan
Agung menjelaskan bahwa untuk komoditas gula, saat ini memang harganya masih bergejolak karena ada keterlambatan proses giling tebu akibat mundurnya musim kemarau tahun lalu. Proses penggilingan tebu oleh petani lokal baru akan dilakukan pada Juni-Juli mendatang.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir hingga Rabu (1/4) ini sudah mencapai Rp18.400 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan tingkat konsumen sebesar Rp12.500 per kg.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: