Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengatakan bahwa nasib lebih kurang 18 juta petani sawit Indonesia berada pada operasionalisasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang menyebar di seluruh Indonesia.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Apkasindo, Rino Afrino mengatakan, "Ada sekitar 18 juta manusia yang menggantungkan hidupnya pada tanaman ini. Belum lagi mereka yang bersentuhan dengan aktivitas kelapa sawit ini."
Oleh karena itu, Rino sangat berharap bahwa pemilik PKS tidak menghentikan operasional pabrik, meskipun sedang berada di tengah situasi ekonomi rumit akibat dampak dari infeksi Covid-19 yang telah melanda 200 negara di dunia.
Baca Juga: Inilah Strategi PKS Hadapi Penurunan Ekspor Sawit!
Rino juga menjelaskan bahwa dari 14,3 juta hektare perkebunan kelapa sawit Indonesia, sebesar 42 persen di antaranya merupakan milik petani sawit. Sehingga apabila operasionalisasi PKS dihentikan, maka dikhawatirkan juga akan berdampak terhadap ekonomi yang dialami petani sawit di Indonesia.
"Bisa kita bayangkan berapa TBS (tandan buah segar) petani yang akan busuk jika produksi per hektare mereka dalam sebulan antara 800 kilogram hingga 1.100 kilogram," ujarnya.
Tidak hanya berdampak pada busuknya TBS dan buruknya situasi ekonomi, tetapi dalam jangka panjang juga akan berdampak pada rusaknya tanaman sawit akibat kacaunya siklus panen.
Lebih lanjut Rino menambahkan, "Siklus panen yang kacau akan membuat tanaman jadi terganggu. Banyak masalah baru yang akan muncul. Jadi, kami sangat berharap PKS must go on. Sebab, masih ada sederet cara yang bisa dilakukan untuk menghindari wabah Corona meski pekerja beraktivitas. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan itu masih sangat memungkinkan."
Rino juga berharap sebagai otoritas pemberi izin, pemerintah daerah bisa mengeluarkan imbauan kepada PKS untuk terus beroperasi dan mengawasi praktik tata niaga TBS di PKS yang ada di wilayah masing-masing.
"Saya yakin sepanjang Indonesia tidak lockdown, tidak ada alasan PKS tutup, jika PKS memaksakan diri tutup, patut dievaluasi segala perizinannya dan bila perlu dicabut izinnya supaya tutup selamanya," tegas Rino.
Lebih jauh Rino juga mengatakan berdasarkan pengawasan rutin yang dilakukan Apkasindo terhadap para petani sawit di seluruh Indonesia, belum ada yang terjangkit virus mematikan ini.
Baca Juga: Mantul! Disinfektan dari Cangkang Sawit?
"Alhamdulillah, dari pantauan kami di 22 provinsi di Indonesia, semua petani anggota kami aman dari Covid-19. Pekerja dan petani sawit sedikit diuntungkan lantaran selalu berjemur di terik matahari saat melakukan aktivitas sehari-hari. Semoga aktivitas rutin semacam ini terus bisa menjaga kami petani sawit dari pandemi corona itu," ujarnya.
Meski begitu, Rino mengatakan Apkasindo tidak akan berpangku tangan. Dia memastikan pihaknya akan terus berpartisipasi mulai dari memberikan suplemen makanan, peralatan disinfektan, serta menjalin kerja sama dengan kepolisian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti