Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Antara Dua Nasib: Emas Global yang Tekor Habis-Habisan, Emas Antam yang Berkilauan!

        Antara Dua Nasib: Emas Global yang Tekor Habis-Habisan, Emas Antam yang Berkilauan! Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pelaku pasar tidak lagi menjadikan emas sebagai satu-satunya aset investasi unggulan di tengah pandemi corona seperti saat ini. Kembali menguatnya dolar AS membuat investor menjauh dari emas global hingga akhirnya logam mulia itu terdiskon habis-habisan. 

        Baca Juga: Beradu Otot dengan Rupiah, Dolar AS Kena Skakmat Ceunah!

        Dilansir dari RTI, emas global di pasar spot mengalami koreksi mendalam hingga lebih dari -0,70% dan jatuh ke level terendahnya di angka US$1.673,30 per ounce. Hingga pukul 10.16 WIB pun, nasib buruk emas global belum mereda dengan depresiasi sebesar -0,67% ke level US$1.683,50 per ounce.

        Baca Juga: Treasury Tawarkan Tabungan Emas Seharga Rp5.000

        Baca Juga: Tak Lagi Sejalan, Emas Global Bergerak ke Utara dan Emas Antam ke Selatan!

        Sementara emas global tekor signifikan, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami nasib yang berbeda dengan kenaikan tipis pada hari ini. Dilansir dari laman resmi logammulia.com, harga emas Antam dibanderol dengan harga Rp952.000 per gram, naik Rp1.000 dari harga kemarin yang sebesar Rp951.000 per gram.

        Berikut adalah daftar harga emas Antam pada perdagangan Senin (13/04/2020).

        1 gram Rp952.000

        2 gram Rp1.853.000

        3 gram Rp2.758.000

        5 gram Rp4.580.000

        10 gram Rp9.095.000

        25 gram Rp22.630.000

        50 gram Rp45.185.000

        100 gram Rp90.300.000

        250 gram Rp225.500.000

        500 gram Rp450.800.000 

        1.000 gram Rp901.600.000

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: