Bikin Tepok Jidat! Trump Ungkap Hal yang Belum Pernah Dilakukan Selama Konferensi Pers
Presiden Donald Trump membuat konferensi pers yang "paling membuat mulut menganga, mata terbelalak dan kepala pusing" pada Senin petang waktu setempat, menurut editor BBC untuk Amerika Utara, Jon Sopel.
Melansir BBC, Rabu (15/4/2020), dalam jumpa pers ini, Trump mengklaim memiliki kewenangan "penuh" untuk mencabut kebijakan karantina wilayah atau lockdown tingkat nasional, yang bertentangan dengan sikap para gubernur dan pakar hukum.
Baca Juga: Rupanya Ini Alasan Trump Rajin Tampil Saat Konferensi Pers Virus Corona
"Presiden Amerika Serikat memiliki kekuatan penuh untuk melakukannya," kata Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, yang diwarnai perdebatan dengan para jurnalis.
Namun demikian menurut Konstitusi AS, negara bagian memiliki hak untuk menjaga ketertiban dan keamanan publik.
Trump kerap memanfaatkan konferensi pers harian di Gedung Putih untuk menyerang media.
Sebuah jaringan televisi menyebut konferensi pers pada Senin petang tersebut sebagai "reaksi paling berlebihan yang pernah ditunjukkan oleh seorang presiden AS".
Donald Trump masuk ke ruangan dengan sejumlah isu yang perlu dia selesaikan dengan media, kata wartawan BBC Jon Sopel yang meliput.
"Bukan tentang jumlah yang meninggal, yang sakit parah, orang yang takut tertular virus. Tapi (jumpa pers ini) tentang dia. Khususnya terkait kekesalannya terhadap media yang kritis atas penanganan pemerintahan AS terkait Covid-19," tulis Sopel.
Trump memutar video yang dibuat oleh staf Gedung Putih yang termasuk montase klip dari gubernur negara bagian yang memujinya untuk penanganan krisis Covid-19.
"Anda palsu, Anda tahu Anda palsu," kata Trump kepada seorang reporter saat reporter tersebut bertanya apa yang pemerintahannya telah lakukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 pada Februari.
"Anda memalukan sekali, kamu sungguh memalukan."
Alih-alih memanfaatkan momentum untuk mengenang ratusan warga Amerika yang meninggal dunia karena virus corona selama 24 jam terakhir, Trump malah mengulang-ulang hal-hal baik yang telah ia lakukan.
"Kita sudah melakukan ini dengan benar, kita sudah benar, dan masalahnya pers tidak meliputnya," katanya.
Sebelumnya, sepuluh negara bagian di pantai Timur dan Barat AS berencana tengah menjajaki rencana pencabutan langkah pembatasan sosial.
Secara nasional, AS sejauh ini mencatat terdapat lebih dari 682.619 kasus positif dan 23.608 orang meninggal dunia.
Apa yang dikatakan Presiden Trump?
Trump, dalam jumpa pers harian terkait virus corona, mengatakan bahwa pemerintahannya tengah menuntaskan rencana untuk membuka kembali ekonomi AS, yang sebagian besar ditutup untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Pemerintahan Trump telah mengisyaratkan 1 Mei merupakan waktu yang potensial untuk melonggarkan pembatasan tersebut.
Gedung Putih telah merekomendasikan agar warga AS menghindari restoran dan perjalanan yang tidak penting dan melakukan pertemuan pribadi lebih dari 10 orang, berakhir pada 30 April.
Namun ketika sejumlah jurnalis mempertanyakan apakah ia memiliki wewenang melampaui perintah agar warga AS tetap tinggal di rumah seperti diberlakukan di sejumlah negara bagian, dia mengatakan, "Ketika seseorang menjadi presiden AS, maka dia memiliki otoritas penuh.
"Ini otoritas penuh. Gubernur mengetahui hal itu."
Presiden bersikeras "banyak ketentuan", yang diatur dalam Undang-undang Dasar, memberinya kekuasaan seperti itu, namun dia tanpa menyebutkan secara detil peraturan yang dimaksudnya.
Tetapi para ahli hukum mengatakan presiden tidak memiliki wewenang untuk membalikkan pembatasan kesehatan masyarakat yang diberlakukan di tingkat negara bagian atau lokal.
Ditanya oleh wartawan BBC Jon Sopel apakah dia khawatir tentang kemungkinan harus menutup ekonomi lagi jika gelombang kedua virus corona menyerang, Trump mengatakan, "Itu benar-benar membebani pikiran saya."
Selama konferensi pers, Gedung Putih memutar video montase yang menyiarkan liputan media, menggembar-gemborkan penanganan presiden terhadap pandemi dan klip gubernur memuji pemerintahan Trump. Beberapa outlet berita, yang telah menyiarkan langsung briefing harian, segera terputus.
Apa yang dikatakan gubernur?
Gubernur menegaskan itu adalah hak prerogatif mereka untuk mencabut pembatasan terkait virus corona.
Menanggapi cuitan Trump pada hari sebelumnya yang mengklaim otoritas sepihak tentang masalah ini, Gubernur Tom Wolf dari Pennsylvania mengatakan, "Ya, mengingat bagaimana kita memiliki tanggung jawab untuk menutup negara bagian, saya pikir kita mungkin memiliki tanggung jawab utama untuk membukanya."
Gubernur negara bagian sedang mendiskusikan rencana untuk melanjutkan kegiatan ekonomi tanpa masukan nyata dari pemerintahan Trump.
Para pejabat di New York, New Jersey, Rhode Island, Connecticut, Delaware, Massachusetts dan Pennsylvania menjanjikan pendekatan yang "sangat bijaksana", tetapi tidak memberi batas waktu.
New York memiliki hampir 190.000 kasus virus korona dan telah melaporkan lebih dari 10.000 kematian --di antara angka tertinggi di dunia. Namun Gubernur Andrew Cuomo mengatakan pada suatu pengarahan pada hari Senin bahwa ia percaya "yang terburuk sudah berakhir" bagi negara bagiannya.
"Tidak ada yang pernah ke sini sebelumnya, tidak ada yang punya jawaban," kata Cuomo.
"Mengatasi kesehatan masyarakat dan ekonomi: mana yang pertama? Kedua hal itu yang pertama."
Negara bagian barat California, Washington dan Oregon juga mengumumkan rencana pendekatan bersama untuk membuka kembali. Kecuali untuk Massachusetts, semua 10 negara bagian dipimpin oleh gubernur Demokrat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto