Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Presiden Komisaris vs Presiden Direktur Berlomba Borong Saham Emiten Konstruksi, Mana Paling Gede?

        Presiden Komisaris vs Presiden Direktur Berlomba Borong Saham Emiten Konstruksi, Mana Paling Gede? Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Para petinggi yang masing-maisng menjabat sebagai presiden komisaris dan presiden direktur PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (Indopora) saling berlomba untuk menambah porsi kepemilikan saham dalam perusahaan konstruksi ini. Kedua pimpinan tersebut ialah Manuel Djunako dan Febyan. 

        Baca Juga: Pemilik Harris Hotel Ngaku Omzet Turun di Tengah Pandemi, Manajemen: 6 Bulan ke Depan Kami Akan...

        Corporate Secretary Indopora, Dwijanto, menerangkan bahwa transaksi yang bernilai total hingga ratusan miliar rupiah itu dilakukan oleh kedua pimpinan perusahaan itu dilakukan dalam waktu yang berbeda-beda dengan periode Maret hingga April 2002. Transaksi pembelian saham pertama dilakukan oleh Manuel Djunako pada 30 Maret hingga 3 April 2002 dengan volume 252.500 lembar saham senilai total Rp56.145.000.

        Sepekan kemudian, Manuel Djunako kembali memborong saham Indopora dengan volume 400.000 lembar saham dengan nilai total Rp71.200.000. Jika dikalkulasikan, Presiden Komisaris ini merogoh kocek sampai dengan Rp127.345.000.

        Baca Juga: Presdir Udah, Kini Giliran Direktur hingga Presiden Komisaris Borong Saham BCA! Siapa Paling Gede?

        "Jumlah saham sebelum transaksi 1.682.139.806 saham atau 83,98%, sedangkan setelah transaksi menjadi 1.682.539.806 saham atau 84%," jelas Dwijanto, Jakarta, Rabu (22/04/2020).

        Sementara itu, Febyan yang menjabat Presdir tercatat melakukan transaksi pembelian saham pertama pada 2 April 2020 dengan volume 20.000 saham senilai total Rp4.520.000. Kemudian, transaksi berikutnya dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada 9, 13, dan 16 April 2020 dengan volume 800.000 saham senilai total Rp129.720.000.

        "Jumlah saham sebelum transaksi 23.283.000 saham atau 1,16%, sedangkan setelah transaksi menjadi 24.083.000 saham atau 1,20%," sambungnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: