Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tren Pergerakan Harga CPO, Sentimen dari Negara-negara Importir?

        Tren Pergerakan Harga CPO, Sentimen dari Negara-negara Importir? Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tren harga CPO CIF Rotterdam pada kuartal I-2020 berbanding terbalik dengan pergerakan harga pada kuartal IV-2019 lalu yang merangsak naik. Penurunan harga CPO pada kuartal I-2020 ini disebabkan oleh melemahnya perekonomian global akibat wabah pandemi Covid-19 yang masih melaporkan peningkatan jumlah kasus.

        Menurunnya permintaan minyak sawit dari negara-negara importir utama, seperti China, India, dan Uni Eropa menjadi sentimen yang menyebabkan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berada di bawah level harga ideal yang sebesar US$700 per MT. Bahkan, harga CPO CIF Rotterdam pada April 2020 tercatat US$576,43 per MT.

        Dalam Sectoral Outlook–Plantation Webinar oleh Sinarmas pada Rabu (13/05/2020) dijelaskan bahwa penurunan permintaan minyak sawit dari China terjadi setelah pemerintah setempat mengambil kebijakan lockdown. Selama pandemi Covid-19 tersebut, impor minyak sawit dari China jatuh hingga 31 persen pada y-o-y.

        Baca Juga: Lisensi Impor Minyak Sawit Ditangguhkan India, Harga CPO?

        Sementara itu, penurunan permintaan minyak sawit dari India tidak hanya disebabkan adanya kebijakan lockdown, tetapi juga terkait dengan import tax untuk refined palm oil dari India yang tidak stabil.

        Tidak hanya itu, India juga sudah mulai mengimpor minyak sawit bukan dari negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia, tetapi dari Bangladesh dan Nepal. Baru-baru ini, India juga kembali berulah dengan menangguhkan 39 lisensi untuk impor minyak sawit.

        Penurunan permintaan minyak sawit dari Uni Eropa dipengaruhi oleh kebijakan RED II ILUC oleh UE yang mana penggunaan CPO sebagai sumber energi terbarukan akan dihapuskan pada 2030 mendatang. Padahal, pada tahun lalu tercatat sebesar 46 persen dari impor minyak sawit oleh UE digunakan sebagai campuran biofuel.

        Di tengah pandemi dan arahan energi terbarukan UE tersebut, potential loss in demand UE pada 2020 diperkirakan sebanyak 2,45 juta ton. Beberapa sentimen dari negara-negara importir minyak sawit terbesar tersebut akan memengaruhi harga CPO di pasar global.

        Dalam Sectoral Outlook tersebut juga disebutkan bahwa harga CPO memiliki korelasi dengan harga crude oil sebesar 0,7 persen sehingga rally harga crude oil akan diikuti harga CPO.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: